RADARTASIK.COM – Sebagaian pengamat menyebut kegagalan AC Milan meraih gelar musim ini dikarenakan kesalahan strategi di bursa transfer musim panas lalu.
Rossoneri memilih mendatangkan pemain muda potensial dan berharap menjadikannya pemain bintang untuk menaikkan nilai jualnya.
Sayangnya, strategi tersebut terbukti menjadi salah satu faktor yang membuat AC Milan kehilangan gelar scudetto dan tersingkir di babak semifinal Liga Champion.
Pemain muda yang didatangkan Maldini ternyata tampil tidak sesauai harapan dan dianggap sebagai beban oleh sebagian penggemar.
BACA JUGA:Asyik Guru PAI Bakal Terima Uang Rp3 Juta Bulan Depan, Cek Kriteria Penerimanya!
AC Milan terlalu mengandalkan skuad utama untuk tampil di Serie A dan Liga Champions, akibatnya pemain mereka kelelahan dan tidak bisa sebaik musim lalu.
Mereka sering kehilangan poin ketika menghadapi tim papan bawah di Liga dan puncaknya tak berdaya menghadapi Inter Milan di Eropa.
Setelah memastikan kembali ke Liga Champions tahun depan dengan mengalahkan Juventus, Pioli secara tersirat menginginkan skuad yang lebih kuat agar kompetitif di Serie A dan Eropa.
“Hal itu selalu tergantung pada harapan yang ingin kita capai. Jika kami ingin kompetitif untuk memenangkan liga dan mencapai semifinal Liga Champions, jelas tim perlu meningkat,” katanya kepada DAZN.
“Jika klub ingin kompetitif di kedua kompetisi, jelas harus membuat skuad yang kompetitif,” lanjutnya.
Ia kemudian ditanya kenapa AC Memilih membeli pemain muda dan bukan pemain yang sudah jadi setelah meraih scudetto musim lalu.
“Untuk bersaing di dua kompetisi di level ini, Anda membutuhkan pemain yang kuat, jika mereka masih muda, saya senang, karena mereka antusias,” ucapnya.
“Tahun lalu lebih mudah daripada tahun ini. Jika Anda fokus pada pemain muda Anda harus menunggu, dan saya selalu mencontohkan Leao dan Tonali,” paparnya.
Ketika didesak apakah kebijkan membeli pemain muda merupakan kebijakan klub, ia menyerhkan jawabannya kepada Maldini dan Massara.