Dalam hal ini KH Aminuddin Busthomi menyoroti sikap Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah yang perlu tegas.
”Selama kebijakan itu sesuai dengan aturan maka tidak akan menjadi masalah besar. Wajar kalau ada yang tidak sepakat,” support sang kiai kepada Pj Cheka Virgowansyah.
BACA JUGA: Luciano Spalletti Pastikan Hengkang dari Napoli, Beda Visi dengan Presiden Aurelio De Laurentiis
Sorotan atas tidak tegasnya para pejabat Pemkota Tasikmalaya disampaikan Ustadz Maman Suratman.
Pimpinan Ponpes Ihya Assunah ini memandang semerawutnya kondisi Jalan Cihideung karena pemkot seperti tidak memiliki tujuan yang jelas.
Padahal anggaran yang digelontorkan untuk menyulap kawasan itu menjadi Pendestrian Cihideung tidak sedikit. Mencapai belasan miliar.
”Jika memang untuk menciptakan ruang publik yang memiliki nilai estetika, maka fikus ke tujuan itu. Kalau tujuannya menata jangan sampai semerawut,” tukas Ustadz Maman Suratman.
BACA JUGA: Asyik Selain Dapat Promo Tarif Juga Bisa Tukar Point, Perusahaan Bus dari Tasik Keren
Pemkot yang akan melaksanakan Focus Group Discudsion (FGD) menurut Ustadz Maman Suratman justru aneh.
Sebab, jadi mundur lagi. Harusnya FGD itu awal mau melaksanakan pembangunan penataan Jalan Cihideung.
Ustadz Maman memahami kalau Pj Wali Kota Cheka Virgowansyah belum lama menjabat.
”Namun bukan berarti tujuan pembangunan di kawasan Cihideung menjadi tidak jelas!” tandasnya.
BACA JUGA: Wow! Ada Muslimah Bercadar Pelihara Anjing, Sikap Buya Yahya Bikin Adem
Kawasan Pedestrian Cihideung memang sejak awal dibangun sangat gaduh. Baik oleh protes PKL yang merasa disingkirkan maupun para pemilik toko.
Terutama pemilik toko merasa sangat tidak diakomodir. Sebab akses Pedestrian Cihideung tidak bisa masuk mobil.
Para pemilik toko sempat meminta ada akses untuk mobil terutama bongkar muat atau kalau ada warga yang darurat. Baik sakit maupun meninggal.