Keajaiban kedua adalah Nemanja Matic yang selalu mengikuti Mourinho sejak di Manchester United, dan Chelsea.
Di usianya yang hampir menginjak 37 tahun, Nemanja Matic masih menjadi pemain top yang mampu meningkatkan performa lini tengah Giallorossi.
Gelandang Serbia ini menjadi orang pertama yang menangkal serangan lawan dan selalu membuka ruang saat melakukan serangan balik.
Yang ketiga adalah Paolo Dybala, seorang pemain penuh talenta dengan keterbatasan fisik yang membuatnya tidak bisa bermain antara 40 hingga 45 pertandingan dalam setahun sebagai starter di klub papan atas seperti Juventus, Manchester City, atau Liverpool.
Namun, Mourinho mengetahui Dybala memiliki kualitas untuk meningkatkan serangan Roma bahkan dengan menit bermain yang terbatas.
Saat kebugaran Dybala mencapai 50 persen, dia masih mampu menjadi penentu yang membuatnya layak menadi pewaris Francesco Totti, “Pengeran Roma” selama 20 tahun.
BACA JUGA:Keren Euy Tasik Heurin ku Vespa, Ajang Silaturahminya Para Bikers
Sekarang, Mourinho mengeluarkan lagi sentuhan ajaibnya dalam diri Edoardo Bove.
Bove adalah pemain tim yunior berusia 21 tahun yang mencetak gol Eropa pertamanya hari ini setelah sering mendapat kesempatan tampil di skuad senior karena banyaknya pemain inti yang cedera.
Namun, Mourinho menolak mendapat pujian atas loncatan prestasi Bove dan mengangap orang tua sang pemain lebih pantas untuk mendapatkannya.
“Orang tua Edo yang pantas mendapat pujian, bukan saya. Dia sangat sopan, cerdas secara akademis, seorang profesional yang bertingkah seperti dia berusia 30 tahun,” puji Mourinho.
“Musim lalu dia akan bermain dalam lima menit dari akhir, tahun ini 30 menit, bahkan memulai beberapa pertandingan, yang telah meningkatkan kontrol emosinya dalam pertandingan,” ulasnya.
“Ini adalah tugas saya untuk membantu pemain berkembang, tetapi saya juga tahu bahwa untuk menjadi orang yang baik, dia benar-benar harus memiliki keluarga yang luar biasa di belakangnya,” pungkasnya.