Dalam Al Qur’an diceritakan Zulkarnaen dibantu kaum itu menyusun rangka besi hingga sama rata dengan puncak dua puncak gunung.
Lalu dibakarnya besi itu hingga merah seperti api. Zulkarnen pun meminta cairan tembaga yang mendidih yang dituangkan ke dalam potongan besi yang dibakar.
Akhirnya pembuatan pemisah selesai terbentanglah dinding kokoh di antara dua gunung itu yang sangat kuat.
Begitu kuatnya dinding pemisah itu hingga Yakjuj dan Makjuj tidak bisa mendaki atau melubanginya.
“Maka mereka (Yakjuj dan Makjuj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat (pula) melubanginya.” (Al Qur’an surat Al Kahfi ayat 97)
Kaum yang ditolong Raja Zulkarnain begitu gembira karena mereka terpisahkan dari bangsa yang sangat ganas dan perusak.
Tentang benteng pemisah itu Raja Zulkarnain mengingatkan bahwa itu karena pertolongan Tuhan.
Dia (Zulkarnain) berkata,”(Dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila janji Tuhanku sudah datang, Dia akan menghancurluluhkannya, dan janji Tuhanku itu benar.” (Al Qur’an surat Al Kahfi ayat 98).
Di ayat 99 surat Al Kahfi memang disebutkan bahwa nanti menjelang kiamat Yakjuj dan Makjuj akan dibiarkan berbaur antara satu dan lain.
Tentang Yakjuj dan Makjuj ada banyak riwayat yang menyebutkan kemunculannya setelah tanda kiamat yaitu Dajjal berakhir karena diperangi Imam Mahdi dan dibunuh oleh Nabi Isya Al Masih.
Ketika Yakjuj-Makjuj muncul sebagai tanda kiamat, jumlahnya sangat banyak. Miliaran melebihi populasi manusia saat itu.
Mereka digambarkan turun dengan cepat dari puncak gunung-gunung. Menyerbu dan menghancurkan dan membunuh siapa saja yang ditemuinya.
Nabi Isa dan orang-orang beriman juga bersembunyi ke gunung Tursina. Lalu Nabi Isa berdoa memohon pertolongan Allah untuk melenyapkan Yakjuj-Makjuj.
Allah lalu kirimkan sejenis ulat menyerang leher seluruh bangsa Yakjuj dan Makjuj hingga mereka mati karena lehernya luka dan membusuk.
BACA JUGA:Tim Penilai Melihat Semangat Hebat Mengembangkan Bank Sampah di Kelurahan Kotabaru Kota Tasikmalaya