GARUT, RADARTASIK.COM – Pemkab Garut mengalokasikan anggaran dari biaya tak terduga (BTT) sebesar Rp 2,5 miliar.
Dana itu untuk membantu perbaikan 511 rumah terdampak gempa aktivitas Sesar Garsela di Kecamatan Pasirwangi dan Samarang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Satria Budi mengatakan, dinas teknis sudah menghitung besaran yang akan diterima warga terdampak gempa.
Nominalnya bervariasi, tergantung tingkat kerusakan. “Relatif ya, tergantung kerusakannya,” ucapnya, Selasa (7/3/2023).
BACA JUGA:Tiga Gunung di Ciamis Jadi Hutan Konservasi
Satria Budi menuturkan, anggaran yang diajukan sebesar Rp 2,5 miliar itu bersumber dari BTT pergeseran.
Selanjutnya pengelolaan anggaran oleh Dinas Tata Ruang dan Pemukiman serta Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Garut.
Besaran yang akan diberikan kepada korban gempa bumi berbeda-beda. Tergantung tingkat kerusakan rumahnya.
“Ada yang satu juta rupiah, ada yang lima juta rupiah juga dan ada yang Rp 25 juta yang rusak berat,” tuturnya.
Satria menambahkan, upaya penanggulangan daerah terdampak gempa bumi pada 1 Februari 2023 itu tidak hanya memperbaiki rumah warga. Tapi juga sekolah, dan masjid di daerah itu.
Lebih lanjut, kata Satria, sebetulnya daerah itu tidak rawan. Tapi, secara struktur bangunan harus diperkuat, seperti dengan fondasi besi atau tahan gempa.
“Mayoritas struktur bangunan yang rusak tersebut itu tidak memakai struktur pembesian,” lanjutnya.
BACA JUGA:200 Calon Haji Asal Ciamis Tahun 2022 Mundur
Ia mengimbau masyarakat di daerah rawan untuk penguatan di sektor struktur bangunan. Hal itu untuk meminimalisir terjadinya kerusakan parah bilamana terjadi gempa.
Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 4,3 mengguncang wilayah Kabupaten Garut. Gempa menyebabkan kerusakan rumah warga di Kecamatan Pasirwangi dan Samarang, Rabu 1 Februari 2023 malam. Bencana itu hanya menyebabkan kerugian materi, tidak ada korban jiwa.