Dua Wanita Muda Jadi Kurir Sabu-Sabu, Psikiatri Beri Tips Pola Pengawasan dan Pergaulan Anak

Jumat 03-03-2023,21:53 WIB
Reporter : Anto Sugiarto
Editor : Tiko Heryanto

BANJAR, RADARTASIK.COM – Kasus yang melilit dua wanita muda jadi kurir sabu-sabu yang diamankan Polres Banjar, satu diantaranya masih di bawah umur. Dokter spesialis jiwa RSUD Kota Banjar dr RR Dyah Rikayanti N SpJK mengatakan, keterlibatan anak di bawah umur cenderung dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan. 

"Zaman sekarang kan terlalu bebas, terlebih kemajuan teknologi informasi. Beda zaman dulu yang terbatas," katanya Jumat 03 Maret 2023. 

Menurutnya, fenomena kemajuan informasi digital saat ini, siapa saja mudah mengakses berbagai jaringan informasi secara digital. Salah satunya jaringan peredaran narkotika. Boleh jadi, kemudahan jaringan ini dimanfaatkan orang-orang tak bertanggungjawab mencari orang-orang yang bisa dijadikan sebagai kurir. 

"Ya karena di usia segitu (anak di bawah umur) belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk," jelasnya.

BACA JUGA:DEPO PERTAMINA Plumpang Terbakar, Api Masih Berkobar Sampai Malam Ini

Mereka mudah dipengaruhi oleh orang-orang melalui pergaulan yang salah di lingkungannya, sehingga terbujuk rayu. 

Terlebih jika melihat latar belakang anak tersebut, misal dari keluarga yang kurang mampu dari sisi ekonomi, sehingga mudah diiming-imingi.

"Mereka sengaja membuat nyaman, sehingga dengan mudah merekrut menjadi kurir sabu-sabu," katanya.

Sambung Dyah, berdasarkan psikiater, ternyata tidak hanya dari keluarga kurang mampu saja, tapi anak dari keluarga mampu juga bisa dengan mudah terjerumus. 

BACA JUGA:Mudik Gratis 2023 Bareng Hyundai, Dapatkan THR Senilai 20 Juta

Yang menjadi pangkal, kata dia, anak kurang –bahkan tidak mendapatkan-- perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Sehingga tak heran jika anak mudah larut atau terjerumus pada lingkungan yang tidak sehat. 

"Di sini peran keluarga, khususnya orang tua harus hadir dan peduli terhadap anak-anaknya agar anaknya tidak mudah terjebak," tegasnya.

Dyah, selaku psikiatri beri tips pola pengawasan dan pergaulan anak. Menurutnya orang tua bisa mengambil peran sebagai sebagai sahabat dari anak. 

Ini bukan berarti orang tua merendah diri, tapi hadir di tengah-tengah anak yang tengah tumbuh. Melalui pola ini menurut Dyah anak tidak sungkan berbagi pengalaman, termasuk mengetahui ruang pergaulan setiap hari anak di luar rumah.

BACA JUGA:Inflasi Tinggi Jelang Ramadan, Pemkot Tasik Bakal Pelototi Rantai Distribusi Bahan Pokok hingga ke Pasar-Pasar 

Kategori :