"Karena menjadi seorang sahabat, anak akan terbuka. Mereka berteman dengan siapa saja, melakukan apa saja sehingga kita bisa tahu aktivitas anak, tidak hanya sibuk bekerja," terangnya.
Orang tua, sebut Dyah, memahami pola pengawasan dan pergaulan anak, sangat penting. Salah satunya dengan kehadiran orang tua, anak bukan hanya dipuaskan dengan uang saja. Ada hal lain yang lebih penting dari itu adalah perhatian orang tua.
"Orang tua bekerja mencari uang untuk anak sekolah, bukan hanya uang yang mereka butuh, tapi perhatian dan kasih sayang," sarannya.
Dyah menggambarkan, perkembangan anak di usia 11 hingga 17 tahun, memiliki karakter tidak ingin dikekang. Namun dalam kondisi ini orang tua bukan berarti melepas pergaulan anak begitu saja, melainkan harus secara intens melakukan pendekatan. Pola pengawasan dan pergaulan anak bisa dengan mudah terawasi.
Ketika anak di usia remaja menjelang dewasa, tambah Dyah, orang tua harus hati-hati agar menghidari sikap otoriter dan mengekang anak. Tak heran jika menemukan karakter anak yang frontal karena dampak dari sikap orang tua yang otoriter.
"Lalu solusinya seperti apa? Ya itu dengan melakukan pendekatan menjadi sahabat bagi anak. Kita bisa pantau dan awasi anak bergaul dengan siapa, itu mudah," ujarnya.