PANGANDARAN, RADARTASIK.COM — Pelanggan prostitusi di Pangandaran sulit dilacak.
Demikian yang dialami Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran saat melakukan Skrining HIV/Aids terhadap pelanggan prostitusi.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pangandaran Aang Syaefurahmat mengatakan, para pelanggan ini sangat sulit untuk dilacak.
”Dibandingkan dengan para penjaja seksnya yang sering mangkal, mereka (para pelanggan, Red) sulit untuk di-skrining,” jelasnya kepada Radar, Rabu 16 November 2022.
BACA JUGA: Hore, Harga BBM Turun, Upah Minimum Naik 2023, Begini Penjelasan Lengkapnya
Apalagi banyak transkasi PSK itu, kini dilakukan lewat online atau aplikasi.
“Kalau yang online ini lebih susah lagi, baik itu pelanggan atau penjaja seksnya,” kata Aang Syaefurahmat.
Tentu saja hal tersebut menjadi potensi yang sangat besar, terjadinya penularan HIV/Aids.
“Tentu hal tersebut, bukan yang kita inginkan,” ucap Aang Syaefurahmat.
Dia mengatakan, ke depan untuk skrining pemeriksaan HIV akan dilakukan proaktif menjangkau ke seluruh kelompok masyarakat, seperti warga kos-kosan dan kelompok masyarakat tertentu.
“Melihat fenomena sekarang ini sebenarnya semua orang berpotensi menularkan dan tertular HIV, seyogyanya tidak sungkan untuk memeriksakan HIV ke fasilitas kesehatan terdekat. Test HIV ini tidak bisa dipaksakan tapi harus atas kesadaran sendiri,” kata Aang Syaefurahmat.
Menurut Aang Syaefurahmat, kerja sama lintas program atau lintas dinas, serta peran masyarakat sangat diharapkan dalam rangka penanggulangan HIV/AIDS di Pangandaran.