Meningkatkan Pendidikan Karakter yang Unggul Melalui Metode Outdoor Education

Senin 14-11-2022,07:10 WIB
Editor : Tina Agustina

RADARTASIK.COM - Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari tujuan pendidikan nasional dapat dipahami bahwa melalui pendidikan, Bangsa Indonesia menginginkan sumber daya manusia yang tidak hanya berilmu namun memiliki karakter sesuai jati diri Bangsa Indonesia.

Pendidikan sekolah dasar meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan dapat menanamkan sikap budi pekerti terhadap sesama. Perkembangan siswa di sekolah maupun di luar sekolah sangat tinggi intensitasnya, karena waktu yang panjang dan kebersamaan dengan teman sebayanya.

Hubungan teman sebaya sangat kuat mempengaruhi perkembangan seorang anak (Field, Lauzon, & Meldrum, 2016). Seperti hal nya dalam bidang penyesuaian diri dengan tuntutan kelompok, melatih kemandirian anak dalam berfikir dan berperilaku, serta yang terpeting adalah dalam pembentukan perilaku seorang anak.

Salah satu tugas sekolah yakni melaksanakan pembentukan karakter siswa. Untuk membentuk karakter pribadi yang matang diperlukan proses yang terus menerus dan berkesinambungan sepanjang kehidupan. Proses ini dimulai sejak dini karena pada tahap perkembangan usia anak adalah waktu yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai karakter. Anak usia sekolah dasar merupakan usia yang tepat dalam menanamkan nilai-nilai karakter.

Kegagalan penanaman karakter akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Untuk mencegahnya, sekolah wajib berkomitmen untuk membangun karakter anak bangsa. Dalam pembentukan karakter mengalami banyak tantangan ditengah berkembangnya teknologi dan informasi sebagai dampak globalisasi. Akibat globalisasi adalah budaya luar yang negatif mudah terserap tanpa adanya filter yang kuat.

Dampak dengan hubungan alam yang beralih ke kehidupan sehari-hari dan menjadikan perubahan cara berfikir yang langgeng, outdoor education dapat merubah cara berfikir bahkan baik untuk menjaga kesehatan serta fokus untuk memelihara dinamika budaya yang mendukung apresiasi alam, beragam indrawi (Satria & Nur, 2020). Menurut Satria generasi bangsa ini perlu pengetahuan mendalam tentang pendidikan tabiat untuk bisa menjadikan pribadi yang mandiri, dan sebagai pondasi untuk pendidikan yang lebih tinggi dan menciptakan karakter unggul dengan outdoor education.

Proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan luar ruang pada dasarnya adalah dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mendapatkan pengalaman langsung (Unnever & Cornell, 2003). Penguasaan konsep belajar dan pengetahuan yang berkaitan dengan manusia dan sumber daya alam. Kecakapan hidup yang menghasilkan kesehatan, kemakmuran, kreativitas, cara hidup yang menyegarkan, menyenangkan dan sikap positif yang mencerminkan keharmonisan manusia dan alam (Zamani, 2017). 

Ada tiga konsep utama outdoor education, yaitu konsep proses pembelajaran, konsep kegiatan di luar ruangan, dan konsep lingkungan. Pertama, konsep pembelajaran ini menyiratkan bahwa belajar melalui kegiatan di luar kelas adalah proses pembelajaran interdisipliner melalui serangkaian kegiatan yang  dirancang untuk dilakukan di luar kelas.

Kedua, pendekatan ini secara sadar mengeksploitasi potensi pengaturan alam untuk berkontribusi pada perkembangan fisik dan mental. Ketiga, meningkatkan kesadaran akan hubungan timbal balik dengan alam, program dapat mengubah sikap dan perilaku terhadap alam (Hsieh & Stright, 2012)

Pelaksanaan pendidikan karakter diluar pembelajaran yakni kultur sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler. Kultur sekolah meliputi kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan oleh guru, dan pengkondisian lingkungan. Dalam mengimplementasikan pendidikan karakter terdapat kendala yakni pelatihan guru yang masih kurang, tidak semua guru melakukan pendataan pencapaian nilai sikap atau karakter, dan adanya perbedaan atau kesenjangan antara pendidikan yang diberikan disekolah dan dirumah. Untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter guru dan kepala sekolah  perlu mengikuti pendalaman pendidikan karakter.            

Penulis: Rani Nuraeni, Mahsiswi Magister PGSD UPI Kampus Tasikmalaya   

Kategori :