Para pembaca Disway sekalian, saya penasaran bagaimana exit strategy Abah menyikapi artikel yang Beliau tulis tentang kapolda baru jatim 2 hari lalu, dengan kejadian penangkapan hari ini. Kalau boleh menebak, kemungkinan besok Beliau hanya menulis satu atau dua kalimat selingan bernada kecewa, yang diselipkan pada sebuah artikel utama yang sudah disiapkan jauh jauh hari. Tapi ntahlah ...
Leong putu
@Om Adji... Coba dianalisaberdasarkan ilmu komputer atau ilmu saham. Bahwa manusia boleh berencana namun saldo yang akhirnya menentukan. Kira² relevan gak ya ?
Ghost It Is
Tujuan hidup. Sekolah dapat nilai bagus supaya punya posisi bos. Tujuan hidup. Masuk ke kepolisian dengan nilai bagus supaya punya sampingan jualan narkoba. Saldo adalah saldo. Cuma angka yang di tata rapi. Bukan kekayaan materi. Istri adalah selingan hiburan untuk pria2 sukses. Rumornya seperti itu menurut Beli Leong.
AnwarulFajri
Jancuk... Makan hoax diriku... Huekkk... Tak lepeh lagi
EVMF
Mythomania (PseudologiaFantastica). Ucapan Irjen Teddy Minahasa yang dikutip Abah pada CHD - Madura Minahasa : "Berhati-hatilah melaksanakan tugas. Jangan gegabah. Jangan pamrih. Kalau ingin kaya jangan jadi polisi. Polisi itu pengabdian," Sangat bertolak- belakang dengan jumlah kekayaan yang dimilikinya, yang terbilang luar biasa besar untuk ukuran seorang Pati Polisi. Juga hari ini beredar isu beliau ditangkap Propam karena terkait narkoba. Dua hal ini jelas sekali bertentangan (bertolak-belakang) dengan apa yang pernah diucapkan beliau. Lantas apa tujuan Irjen Teddy dengan ucapannya yang sangat bijaksana tersebut, yang juga dikutip oleh CHD ?? Ini adalah suatu kebohongan yang bisa dikategorikan sebagai "mythomania syndrome". Beberapa karakteristik "mythomania" antara lain : 1. Kebohongannya tidak memiliki keuntungan khusus. 2. Kisah yang diceritakan biasanya bersifat dramatis seolah-olah menggambarkan dirinya sebagai pahlawan. Belum bisa dipastikan, tetapi kemungkinannya sangat besar akibat pengaruh dari pemakaian narkoba.
CheiSamen
Purwodadi. Grobogan. Dalam perjalanan panjang dari Rembang, setelah menjunjungi makam RA Kartini. Saya kemalaman di Purwodadi. Esoknya saya bertemu "sweke". Dibilang makanan khas Purwodadi. Selamat pagi Indonesia.
Budi Utomo
@DK. Syukurlah kalau Anda punya prinsip tak ada pemaksaan dalam beragama. Berarti Anda bukan termasuk orang yang sangat ekstrem yang sedikit-sedikit mempermasalahkan agama seseorang. Sesuatu yang merupakan ranah pribadi. Walaupun demikian pemaksaan agama secara struktural dan bahkan governmental terjadi di negara kita. Contohnya di era Orde Baru ketika seseorang disuruh memilih salah satu dari lima. Padahal agama di dunia ini menurut mbah google ada puluhan, ratusan bahkan ribuan. Akibatnya ada yang beragama Konghucu terpaksa memilih Buddha di KTP nya. Gus Dur kemudian membuat gebrakan dengan menambahkan Konghucu sehingga pilihan agama menjadi enam. Dan kemudian terjadi debat sengit mengenai wiwitan, kejawen, dll. Apakah bisa dimasukkan sebagai agama juga. Keputusan akhirnya tidak. Lalu di KTP bagaimana? Dikosongkan. Lha kosong itu bisa ditafsirkan macam-macam mulai dari agnostik, tak beragama, sampai atheis. Sebuah ranah pribadi tapi pemerintah menjadikannya ranah publik. Karena itu kemudian Gus Dur setuju dengan kampanye menghilangkan kolom agama di KTP. Dan pemikiran Gus Dur ini kemudian dikecam dari berbagai penjuru. Tapi itulah sang Guru Bangsa sedang menunjukkan kearifannya walau melawan opini banyak orang.
PryadiSatriana
Dari syariat menuju hakikat. Taurat itu syariat. Berisi hukum-hukum. Berisi perintah. Yang 'ndhakmanut' akan di-'hukum'. Contoh hukum: orang berzinah akan dirajam. Ngeri. Menakutkan. Itu tujuan 'sanksi hukum', untuk menakut-nakuti, membuat 'ngeri', agar orang tidak 'melanggar hukum' (baca: 'berbuat dosa'). Dosa itu ada tingkatannya: 'dosa mata' (jelalatan dan/atau lirak-lirik, karena ada "yang bening", yang "enak" dipandang), 'dosa lidah' - ini yg sering saya langgar ('geblek', 'juancuk', dsb), dan dosa2 lain. Anda sudah tahu. Yesus menjelaskan: syariat saja tidak cukup! Yesus menjelaskan: dibalik larangan zinah ada yg hakiki: jangan menginginiyg bukan menjadi 'hak'! Memandang dg nafsu berahi pada perempuan yg bukan isteri sudah berzinah! Isteri itu cuma - dan harus - satu saja! Kenapa ada orang beristeri lebih dari satu? Yesus menyebut mereka 'tebal tengkuk' ('ndhak mau diatur', sak karepedewe), dilarang pun tetap akan melanggar! Dengan berbagai alasan: rasionalisasi! Rasio yg mestinya dipakai 'berpikir' justru dipakai 'membenarkan diri sendiri'! Kita punya nalar. Kita punya hati. Dengan nalar kita bisa menjalankan syariat. Dengan hati kita bisa memahami hakikat. Seluruh syariat "dirangkum" Yesus: 1. Kasihilah Allah, Tuhanmu, lebih daripada segala sesuatu dg segenap hati &jiwamu; 2. Kasihilahsesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Itulah hakikat dari seluruh pengajaran para nabi. Salam. Rahayu.
Impostor Among Us