JAKARTA, RADARTASIK.COM — Zulfan Lindan dinonaktifkan oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dari kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem.
Keputusan Zulfan Lindan dinonaktifkan oleh Ketua Umum PartaiNasDem Surya Paloh melalui surat bernomor 228-SI/DPP-NasDem/X/2022.
Surat penonaktifan Zulfan Lindan ditanda tangani oleh Ketua Umum Surya Paloh dan Sekjen Partai NasDem Johnny G. Plate tanggal Kamis 13 Oktober 2022.
Penonaktifkan Zulfan Lindan diduga kuat berkaitan dengan sejumlah pernyataannya soal pencapresan Anies Baswedan oleh Partai NasDem.
"Saudara Zulfan Lindan telah mengeluarkan pernyataan tidak produktif bahkan cenderung menurunkan citra Partai NasDem, maka Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem menyampaikan peringatan keras kepada saudara Zulfan Lindan," berikut bunyi surat itu.
Dalam surat penonaktifan Zulfan Lindan itu tertulis juga bahwa Zulfan Lindan dilarang memberikan pernyataan di media sosial atas nama NasDem.
"Dilarang memberikan atau membuat pernyataan di meda massa dan media sosial atas nama fungsionaris Partai NasDem sampai waktu yang ditetapkan," bunyi surat itu.
Sementara itu, melalu siaran pers, Surya Paloh mengatakan bahwa Zulfan Lindan selama ini bertentangan dengan partai.
Surya Paloh mengatakan NasDem selalu ingin ruang politik Indonesia diisi dengan perdebatan produktif tentang gagasan dan ide.
"Tanggung jawab inilah yang kemudian membuat Partai NasDem memberikan peringatan keras kepada saudara Zulfan Lindan," kata Paloh.
Paloh mengingatkan bahwa NasDem senantiasa melandasi gerak dan tindakan dengan pemikiran yang kuat. Bukan hanya dengan narasi yang sekadar menimbulkan sensasi serta kegaduhan.
"Peringatan ini diharapkan memberikan pelajaran bagi seluruh kader dan fungsionaris Partai NasDem untuk terus menjaga karakter dan jati idri sebagai partai gagasan dengan semangat perubahan," kata Paloh.
Sebelumnya, Zulfan Lindan menilai, Anies Baswedan adalah antitesis Presiden Jokowi. Pernyataan ini yang diduga membuat gaduh dan merusak citra NasDem.
"Jokowi ini kita lihat sebagai tesa, tesis, berpikir dan kerja, tesisnya kan begitu Jokowi. Lalu kita mencari antitesa, antitesanya apa? Dari antitesa Jokowi ini yang cocok itu, Anies," kata Zulfan dalam sebuah diskusi yang bertema: Adu Balap Deklarasi, Adu Cepat Koalisi belum lama ini.
Zulfan Lindan menuturkan Anies memiliki kemampuan berpikir yang berkonsep yang dirumuskan dalam kebijakan (policy).