Penyesalan Panggung

Jumat 07-10-2022,05:05 WIB

Prast 15

Keingetjaman SMA dl,pak guru PPKn bilang Chauvisme adalah Fanatisme berlebihan yg terkadang malah menjadi Bumerang bagi kita sendiri....

GiantoKwee

Perumpamaan Pohon dan Mobil kurang pas, Kali ini kalimat penutupnya "Error": Pohon hidup karena dia terus Tumbuh, Manusia disebut "Hidup" kalau dia juga terus "Tumbuh" Salam

RihlatulUlfa

Saya sangat puas saat wartawan meminta kepada kejaksaan untuk membuka masker mereka-tersangka dalam pembunuhan brigadir J. dari bharada E, Sambo sampai Hendra. rasa malu yang memang seharusnya mereka alamai. saya tidak sabar siapa yang akan memimpin persidangan nanti. hakim seperti apa dengan pengalaman seperti apa yg akan ditunjuk. saya akan membolos satu hari dari pekerjaan saya. untuk menonton secara langsung di pengadilan nanti. 

MirzaMirwan

Profesor TõnuLehtsaar mendefinisikan fanatisme (fanaticism) sebaga "the pursuit or defence of something in an extreme and passionate way that goes beyond normality." Guru besar Psikhologi yang pernah dua kali menjadi rektor Tartu University, Estonia, itu menyebutkan beberapa macam fanatisme, satu di antaranya adalah fanatisme politik. Di Indonesia, fanatisme politik itu tidak sekadar pada level "yang paling hebat", tetapi sudah mencapai level "yang paling benar". Entah itu fanatisme kepada parpol, atau fanatisme kepada tokohnya. Fanatisme pada parpol/tokoh cenderung mengabaikan norma hukum, kesopanan dan agama. Meminjam kata-kata Bung Donwori "kentut tokoh junjungannya pun dibilang wangi", sementara parpol/tokoh lainnya tak punya sisi baik blas. Pokoknya serba jelek, salah, bodoh, dsb. Padahal, tidak ada manusia yang sempurna. Setiap tokoh, juga parpol, punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Yang lebih keji lagi adalah pengikut fanatisme politik itu mudah membuat fitnah. Lalu pemuja tokoh yang difitnah balik membuat fitnah. Jadinya baku fitnah. Apa boleh buat, memang, pengikut fanatisme politik sepertinya memiliki hati yang sempit. Tidak ada ruang untuk mengakui kekurangan parpol/tokoh pujaannya, seraya mengakui kelebihan parpol/tokoh lain. Dan jangan heran, pengikut fanatisme politik itu kebanyakan malah termasuk "well educated", bukan sekadar lulusan SD/SMP.

Budi Utomo

Amygdala. Banyak yang menyebutnya sebagai reptilian brain / otak reptil karena manusia dalam perjalanan evolusinya berbagi dengan reptil soal amygdla ini. Konon amygdala lebih terkait dengan emotion. Emotional learning and emotional behavior. Dalam bahasa lain disebut amygdala adalah bagian otak yang terkait dengan naluri fight or flight. Hadapi atau lari. Betul Koh Liang? 

EVMF

Fanatisme sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dikelola dengan benar, karena bagian Amigdala pada Sistem Limbik di dalam Lobus Temporal otak kita sudah mengalami kelainan (ter-pola) dengan antusiasme yang berlebihan, semangat yang tidak masuk akal, ataupun gagasan liar, sebagaimana definisi dari fanatisme itu sendiri. Medical definition of fanaticism: fanatic outlook or behavior especially as exhibited by excessive enthusiasm, unreasoning zeal, or wild and extravagant notions on some subject. Definisi medis dari fanatisme: pandangan atau perilaku fanatik terutama yang ditunjukkan oleh antusiasme yang berlebihan, semangat yang tidak masuk akal, atau gagasan liar dan berlebihan tentang beberapa hal. Kalau masih bisa dikelola dengan benar, itu berarti belum level-nya fanatisme.

Liam Then

Iya juga ya, hidup di dunia Disway, seperti hidup di dunia ide dan pemikiran, tanpa batas dan kekang. Bebas. Sedangkan dalam dunia cerbung itu, kita ada merasakan keterikatan, batasan, realita kehidupan manusia di Indonesia sebenarnya. Hmm, mungkin ini yang perlu disentuh oleh media pers baik yang tayang ,maupun yang berita. Karena ada muncul penolakan psikis,rasanyakalo baca berita, atau media tv. Eneg.

omami clan

Jiwa fanatisme saya sudah kadung tumbuh dengan subur terhadap cerbung yang terbit setiap hari dan bersebelahan dengan tulisan Abah, kian lama kian pasti terasa menggelora membacanya, jadi seolah2 berada di dua dunia. Tiap membaca tulisan Abah seakan berada di dunia fatamorgana, tapi saat membaca cerbung kok malah merasa seakan-akan balik ke dunia nyata, saya juga bingung. Setelah tiga hari cerbung tidak terbit, saya mulai merasa terjebak di dunia maya tanpa bisa kembali ke dunia nyata. Tolong Abah injak rem kefanatikan saya, jangan sampai saya terjebak lebih dalam lagi. Entah yang mana yang maya dan siapa yang nyata, paling tidak cerbung itu bisa menjadi pembanding yang baik, tapi bukan barometer untuk mengukur mana yang terbaik.

Kategori :

Terkait

Sabtu 08-10-2022,05:05 WIB

Satria Kanjuruhan

Jumat 07-10-2022,05:05 WIB

Penyesalan Panggung