Dari Gitar Buatannya, Kisah Heri Meeng yang Hampa tanpa Regenerasi (2)

Minggu 25-09-2022,10:20 WIB
Reporter : Tiko Heryanto
Editor : Tiko Heryanto

Kisah gitar Tilazo Pantosa ini, telah melewati perjalanan panjang. Sejak 1998, Heri Meeng memulai memproduksi gitar listrik.

Lambat laun, kini mulai beranjak pada gitar kopong. Bahkan sudah beberapa seri dengan mempertahankan merek Tilazo Pantosa.

Sayangnya, di tengah semangatnya kian terbakar, urusan produksi tanpa bantuan orang lain. Padahal, dirinya tak menutup diri. 

BACA JUGA:Respon Susi Pudjiastuti Soal Wakil Ketua DPRD Depok Injak Sopir Truk: Ya Ampuun.. Kenapa Harus Sejahat Itu

“Malah berharap di lingkungan ini, atau mana pun, boleh. Mau belajar atau bareng produksi, boleh juga. Intinya harus ada regenerasi,” tutur pria kalem ini. 

Keinginan melahirkan regenerasi, menurutnya bukan tanpa alasan. Berkali-kali dirinya harus menolak order. Hanya gara-gara tak mampu mengejar target waktu.

“Kalau jumlah puluhan, dan waktunya 1 bulan, tentu kewalahan. Harus digarap beberapa orang. Itu dia, mungkin belum ada yang minta bergabung untuk belajar bareng,”  tuturnya merendah.

Selama dirinya berkarir, hanya ada satu anak didiknya. “Itu teman diskusi, tapi dia tertarik belajar bikin gitar. Sekarang sudah bikin 3 buah, semua gitar elektrik,” sebutnya bangga.


Satu dari tiga gitar buatan salah seorang anggota Polisi, dari Polres Tasikmalaya setelah belajar bersama Heri Meeng.-Istimewa-

Anak didiknya ini ternyata bukan orang sembarangan. Pria yang akhirnya mau menjadi anak didik Heri Meeng --dalam urusan membuat gitar—ternyata seorang angota polisi.

Sosok pria ini bertugas di Polres Tasikmalaya dan sekarang berdinas di polsek. (bersambung)

Kategori :