Namun pendapat berbeda diungkapkan sejarawan sekaligus Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran (Unpad) ,Prof Dr Nina Herlina Lubis.
Menurut dia, berdasarkan interpretasi logis, Prabu Siliwangi masuk Islam diduga hanya berpura-pura. Padahal sejatinya tetap memeluk agama Hindu.
"Ada kemungkinan Prabu Siliwangi bukan masuk Islam, tapi pura-pura," kata Prof Nina, dalam sebuah webinar, beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: BKN Ungkap Temuan Kejanggalan dan Mengejutkan dalam Proses Pendataan Non-ASN, Kok Bisa!
BACA JUGA: Pesta Miras Oplosan di Penjara, 3 Narapidana Alami Kejang-Kejang Sebelum Tewas, 1 Sekarat
Menurut Prof Nina, Prabu Siliwangi pura-pura menjadi muslim, karena Raja Sunda tersebut ingin menikah dengan santri putri Syekh Quro yakni Nyi Subang Larang.
Waktu itu, Syekh Quo masuk ke wilayah Kerajaan Sunda Abad 14 menyebarkan Islam. Kemudian dia memiliki tempat-tempat belajar agama, yang kemudian memiliki banyak murid.
Raja Sunda, jatuh cinta dan ingin menikahi salah satu santriwati tersebut. "Jatuh cinta kepada santriwati putri itu. Ini interpretasi logis. Bukti kuat menunjukkan Prabu Siliwangi beragama," ungkapnya.
Lalu mengapa Islam mudah masuk di wilayah Kerajaan Sunda?
BACA JUGA: Shin Tae yong Bawa 4 Penyerang ke Timnas Indonesia untuk Hadapi Timnas Curacao, Ini Profil Mereka
Dikatakan Nina, Kerajaan Sunda toleransinya tinggi, sehingga Islam bisa masuk, begitu juga Agama Budha.
Dalam perjalanannya, Prabu Siliwangi kemudian menikahi Nyi Subang Larang dan memiliki beberapa anak yang seluruhnya adalah muslim.
Dari pernikahan ini, Nyi Subang Larang melahirkan Pangeran Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana dan Nyi Rara Santang yang merupakan ibu dari Sunan Gunung Jati.
Prof Nina juga menegaskan bahwa Prabu Siliwangi meninggal sebagai seorang pemeluk Hindu. Makanya, jenazahnya diperabukan.
BACA JUGA: 1.600 Rumah Terdampak Banjir di Pameungpeuk Garut, Pemkab Tingkatkan Status Darurat selama 7 Hari