BANDUNG, RADARTASIK.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Perhubungan akan menggunakan dana bantalan sosial sebesar Rp2,6 miliar untuk menyubsidi operasional bus Trans Metro Bandung (TMB) dan bus sekolah.
Dana tersebut digelontorkan sebagai buntut kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Selain itu, sebagian dana lainnya akan dipakai untuk padat karya dengan nominal Rp600 juta.
Kepala Dishub Bandung Dadang Darmawan mengaku tidak menaikkan tarif tiket TMB dan bus sekolah.
BACA JUGA:Kabar Duka, Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra Meninggal Dunia
Maka dari itu dana bantalan sosial ini untuk mengoptimalkan operasional dampak kenaikkan harga BBM.
“Dampak inflasi (dishub) diberikan anggaran Rp2,6 miliar. Nah, dari dana itu akan dialokasikan untuk operasional TMB dan bus sekolah, karena kami tidak menaikkan tarif TMB tetap Rp4.000 dan tetap menggratiskan bus sekolah,” katanya dikonfirmasi, Minggu 18 September 2022 dikutip dari jpnn.com.
Menurutnya, dana sebesar Rp600 juta lebih itu akan dipakai untuk kegiatan padat karya. Pihaknya juga bakal melakukan pemeliharaan halte yang berjumlah 200 dalam kurun waktu tiga bulan.
"Anggaran Rp600 juta itu akan kami gunakan untuk perbaikan dan pemeliharaan. Jadi, anggaran itu akan kami gunakan untuk belanja bahan baku bangunan dan biaya tukang sebanyak 265 orang," ujarnya.
BACA JUGA:Bacuya Resmi Jadi Maskot Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia, Diambil dari Badak Jawa
Langkah dishub mengurangi rit bus TMB batal dilakukan dikarenakan dana subdisi yang sudah diberikan. Adapun saat ini terdapat lima koridor TMB.
“TMB ada lima koridor, semua koridor tetap beroperasi dengan ritase yang sama dan armada yang tidak berkurang. Armada tiap koridor beda,” ucapnya.
Kata dia, untuk koridor satu yaitu rute Cibiru – Cicaheum terdapat delapan armada dengan jumlah rit tujuh.
Koridor dua rute Cicaheum – Cibereum dengan delapan rit dan sembilan unit.
BACA JUGA:Musim Pancaroba, Jaga Kesehatan dan Cegah Penyakit dengan 8 Cara Ini