BACA JUGA:60 Pengendara Royal Enfield Taklukkan Pengunungan Himalaya
Tak lama berselang, sang pembeli gitar pun tiba. Heri menemuinya hanya di tepian jalan. Sempat dipersilakan masuk areal parkir, namun menolak.
Transaksi pun lancar. Heri memberikan harga jual Rp5 juta. Sang perempuan baik hati itu tak menawar sepeser pun. Selesai transksi, perempuan itu menutup pintu bagian tengah mobil Alphardnya.
“Yang kaget dia ngasih bingkisan dalam tas. Ini kang, terimakasih ya. Lain kali kalau jual gitar jangan kemurahan,” cetusnya menirukan percakapan sang pembeli gitar itu.
Tertegun dengan kebaikannya, Heri tak bisa berkata-kata. Hanya bisa menyampaikan terimakasih.
BACA JUGA:Beredar Link Palsu Kenaikan Tarif Transaksi, Nasabah Bank Diimbau Waspada dan Terapkan Langkah Ini
Belakangan dia berpikir. Bukannya su’udzon, tapi Heri merasa sangat aneh dan terlalu baik. Sampai-sampai dia ingin memastikan uang yang diterimanya itu asli atau palsu.
“Saya buru-buru ke hotel meriksa uang. Eh ternyata asli semua. Terus ingat bingkisan yang diberikan ibu itu. Isinya 2 celana panjang dan 3 buah kaus. Dua celana itu bermerek kang, harganya bisa lebih dari 3 jutaan dua celana saja. Belum kaus branded,” kisah dia sambil mengelus gitar elektrik buatan.
Jika ditotal, gitar yang dijualnya bisa lebih dari 10 jutaan. Menurutnya harga itu sangat fantastis. Padahal dia hanya menawarkan harga yang masih bisa dinego.
“Kalaupun 4 juta, pasti saya kasih. Ini gak nawar dan ngasih hadiah. Sayangnya kontaknya diblokir. Mau ngucapin terimakasih,” timpalnya.
BACA JUGA:Kombinasi Metformin dan Bumbu Dapur Ini Disebut Efektif Kontrol Diabetes
Masih ingat gitar dengan merek Tilazo Pantosa? Alat musik melodis yang mengeluarkan bunyi atau suara itu, kini bisa dibeli di Tasikmalaya.
Karena memang, produk gitar satu ini merupakan produk lokal yang tak kalah berkualitas dengan gitar buatan luar negeri sekalipun.
Brand Tilazo Pantosa, mirip dengan nama-nama atau merek di benua Eropa. Khususnya seperti di Italia atau Spanyol.
Gitar ini merupakan buah karya Heri Meeng, dan musisi tanah air pun mulai membelinya. Di belakang Heri, ternyata masih ada sosok orang penting yang setia mengedukasinya. Siapa...? (bersambung)