Tak patah arang korban kemudian kembali meminta maaf kepada ADP melalui pesan via Instagram. Pesan tersebut dibalas oleh ADP, yang lantas meminta AFS untuk datang ke kampus.
"Sesampainya di kampus ternyata AFS tidak bertemu dengan ADP, melainkan bertemu dengan SA yang merupakan pacar ADP," tutur AKP Mulyanta.
Saat bertemu pacar pelaku tersebut, AFS pun diminta untuk membuat video klarifikasi dan permintaan maaf terhadap tindak pelecehan yang dilakukannya kepada ADP pada 2018 lalu.
BACA JUGA:Tak Dapat Dana, Wabup Tasikmalaya Putar Otak Bangun Infrastruktur Jalan di Selatan
BACA JUGA:Tunggu SK Bupati, Realisasi Dana Hibah Karang Taruna di Ciamis Lambat
Setelah membuat video tersebut, korban ternyata dilarang pulang oleh pelaku dan justru diajak ke belakang kampus.
Saat berada di belakang kampus itulah korban dianaiya oleh SA bersama dua rekannya, yakni ZA dan MJ.
“Korban mendapat tendangan di bagian kemaluannya, kemudian tubuhnya dipukul menggunakan tongkat sepanjang 150 cm, dan dipaksa untuk meminum air yang berasal dari dalam kloset toilet,'' beber AKP Mulyanta.
Berdasarkan pengakuan pelaku berinisial SA, motif penganiayaan terhadap korban tersebut karena dirinya tidak terima pacarnya telah dilecehkan pada 2018 lalu.
"Motifnya dendam karena pacarnya mengaku telah dilecehkan AFS," ujar AKP Mulyanta.
Hanya saja terkait dugaan pelecehan yang menjadi motif pelaku melakukan pengeroyokan tersebut pihak kepolisian belum bisa mengonfirmasi kebenaran kejadian tersebut, mengingat belum ditemukannya bukti.
BACA JUGA:Diperas Ratusan Miliar Rupiah, Paul Pogba Melaporkan Sang Kakak ke Penegak Hukum
BACA JUGA:Ahmad Jufriyanto Meminta Maaf, Faktor-Faktor Ini yang Menyebabkan Persib Kalah 5-1 dari PSM Makassar
"Katanya pelecehan dilakukan pada 2018. Itu bukan ranah saya karena belum ada bukti yang kuat," ucap Kapolsek.