Komnas HAM Ungkap Ancaman Pembunuhan terhadap Brigadir J
Saat memaparkan kasus Brigadir J didepan Komisi III DPR RI, Komnas HAM mengungkapkan bahwa tanggal 7 Juli ada ancaman pembunuhan.
Choirul Anam selaku Komisioner Komnas HAM mengungkapkan bahwa benar terdapat ancaman pembunuhan terhadap Brigadir J.
“Joshua dilarang naik ke atas menemui Ibu P karena membuat Ibu P sakit, jika tetap naik keatas Brigadir J akan di bunuh,” papar Anam.
“Sedangkan yang menyampaikan ancaman tersebut adalah si Kuat Ma’ruf, bukan squad lama,” tambah Choirul Anam.
Isu ancaman pembunuhan ini mulai berhembus saat kuasa hukum dari Brigadir J, Kamaruddin Simajuntak mengungkapkan bahwa ada ancaman pembunuhan pada Brigadir J.
Salah satu bukti yang dia unggah ke publik adalah tangkapan layar video call Brigadir J dengan kekasihnya, Vera Simanjuntak di akun Facebook miliknya.
Dalam unggahan tersebut terlihat jelas sosok Brigadir J dan Vera Simanjuntak sedang berkomunikasi.
Ekspresi Brigadir J dalam momen percakapan video call itu nampak sedang sedih, seperti orang ketakutan.
Sebaliknya Vera Simanjuntak juga terlihat menampakan ekspresi yang tak biasa, ia juga terlihat sedih.
Ia menyebut Brigadir J sedang pamitan dengan Vera karena Brigadir J tahu akan dibunuh.
"Noted: Keterangan Poto Alm. Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat, Ketika Alm : Pamitan & Memohon Maaf serta Meminta Mencari "pria lain" Sebagai Pengganti Dirinya, Sekaligus Menjelaskan Bahwa Dia Akan Pergi Untuk Selamanya, Karena "Akan Dibunuh Oleh Para Squad Lama Yang Pada Kurang Ajar.. !" ujarnya.
Dalam pemaparan kasus tewasnya Brigadir J di rumah Ferdy Sambo, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menkopolkam) yang juga selaku Kompolnas, Mahfud MD juga telah memberikan pemarannya.
Dalam pemaparannya, Mahfud MD yang juga sebagai kepala Kompolnas menjelaskan bahwa kerajaan Ferdy Sambo dalam Mabes Polri terkait dengan kekuasaan atau psiko-hierarkis.
Dalam hal ini Mahfud mengungkapkan, dari laporan yang diterima dari berbagai pihak yang mengatakan bahwa Ferdy Sambo mempunyai kekuasaan terlalu besar.
“Ferdy Sambo sebagai Kadivpropam menguasai tiga bintang satu, namun semua bintang satu tersebut ikut malakukan pemeriksaan terhadap kasus tewasnya Brigadir J,” tambahnya.