TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Kasus asusila dan perundungan pada prinsipnya mencerminkan perilaku anak saat mendapat informasi dari lingkungan maupun tontonan.
Psikolog Tasikmalaya Rikha Surtika Dewi MPsI menerangkan pencegahan anak menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual bisa dilakukan dengan pendidikan seks sejak dini. Hal itu untuk mengimbangi informasi negatif yang masuk kepada anak.
”Karena sekarang informasi bisa dengan mudah didapat anak dengan/dari gadget,” ujarnya, Senin 25 Juli 2022, kemarin.
BACA JUGA:Tahapan Kegiatan Teknis Pileg 2024 di Kota Banjar Dimulai Agustus 2022, Kalau Sekarang?
Menurut dia, ketika anak sudah mulai mengenal seks, orang tua harus bisa mengimbangi agar informasinya lebih terarah.
Tentunya harus disesuaikan porsinya dengan usia dan kemampuannya menyerap informasi. ”Misal dengan memberi pemahaman tentang organ-organ yang tidak boleh dilihat atau disentuh orang lain khususnya lawan jenis,” tuturnya.
Sayangnya banyak orang tua yang langsung menutup ketika anak mulai terpapar informasi soal hal berbau seksual.
BACA JUGA:Dewan Tak Tahu Berapa Anggaran Hari Jadi Kabupaten Tasikmalaya
Pada akhirnya dia semakin penasaran dan mencari tahu di luar. ”Secara psikologis informasi yang liar akan berpengaruh buruk pada kepribadiannya, bisa dia menjadi pelaku atau pun korban,” ucapnya.
Untuk pemulihan, lanjut Rikha, korban kekerasan seksual bukan hal mudah dilakukan. Perlu waktu yang cukup panjang dan melibatkan keluarga serta lingkungannya. ”Terapi dan healing perlu dilakukan,” katanya.
Untuk perundungan, karakter yang lemah dan penakut sangat rentan menjadi korban. Ditambah secara fisik ada perbedaan atau perekonomian yang lemah.
BACA JUGA:Ini Wujud Toilet Saat Perayaan Hari Jadi Kabupaten Tasikmalaya
”Untuk mencegah jadi korban, penguatan mental kepada anak sangat penting,” tuturnya
Sebaliknya, untuk mencegah anak menjadi pelaku, pendidikan tata krama dan sopan santun sangat penting. Karena perilaku perundungan sangat bertolak belakang dengan nilai kesopanan.
”Kalau tata krama dan kesopanan sudah terbentuk di anak, kecil kemungkinan melakukan perundungan,” harapnya.