GARUT, RADARTASIK.COM – PT PLN Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) Garut terus melakukan edukasi bahayanya bermain layangan menggunakan kawat bandangan.
Edukasi dilakukan sebagai upaya menekan angka gangguan jaringan listrik di Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET).
Manajer ULTG Garut Maman Nurjaman mengatakan, edukasi terhadap para pemain layangan dilakukan dengan berbagai kegiatan. Seperti pada Festival Layangan Perlaga Cup 2022 di Sor Ciateul Kecamatan Tarogong Kidul.
BACA JUGA:PLN UP3 Garut Zero Accident
“Edukasi ini kita terus lakukan, terutama menjelang musim kemarau, karena saat kemarau aktivitas masyarakat bermain layangan ini akan tinggi,” ujar Maman usai pembukaan Festival Perlaga Cup 2022, Sabtu 24 Juli 2022, kemarin.
Menurut dia, dengan berbagai upaya, permainan layangan dengan kawat bandangan di Kabupaten Garut mengalami penurunan signifikan jika dibandingkan tahun 2019.
Tahun itu, gangguan listrik mencapai 90 kali, kemudian tahun 2020 76 kali, dari jumlah itu 56 diantaranya dari layangan kawat. “Penurunan drastis terjadi di tahun 2021, di mana hanya terjadi 19 kali atau turun 66 persen. Kalau di tahun 2022 ini gangguan sudah terjadi dua kali,” terangnya.
BACA JUGA:PLN UP3 Garut Target Nol Kecelakaan Kerja
Maman menerangkan, penurunan setelah pihaknya bersinergi dengan komunitas layangan, TNI, Polri dan Forkopimda. “Alhamdulillah gangguan listrik turun drastis,” ujarnya.
Manajer Unit Pelaksana Transmisi Cirebon Acmad Susilo mendukung seluruh kegiatan yang diadakan komunitas layangan di Garut. Tetapi dirinya meminta para pemain layangan bisa menjaga supaya jaringan listrik tidak terganggu akibat permainan layangan.
“Di Garut permainan layangan bukan hanya sekadar hobi saja, tetapi sudah menjadi olahraga hiburan yang berkembang menjadi kegiatan ekonomi masyarakat,” terangnya.
BACA JUGA:Asosiasi Pemadam Kebakaran Indonesia Bantu Bersihkan Sisa Material Banjir Bandang
Kata Achmad, jika jaringan listrik yang menyuplai wilayah Jawa dan Bali terganggu, maka dampaknya akan luas dan juga bisa mengganggu ekonomi masyarakat.
Dani Hamdani, pengurus komunitas layangan Garut mengatakan terus melakukan edukasi terhadap seluruh anggotanya terkait bermain layangan tidak mengganggu jaringan listrik.
“Selain edukasi, kami juga selalu menyiapkan tim sweeping ketika mau menerbangkan layangan. Ini untuk menghindari adanya pemain layangan menggunakan kawat bandangan,” terangnya.