Wow! Angka Kemiskinan Kota Tasikmalaya Pernah Naik hingga 300 Persen, Wali Kota Terus Telusuri Datanya

Jumat 15-07-2022,12:10 WIB
Reporter : Rezza Rizaldi
Editor : Usep Saeffulloh

TASIKMALAYA, RADARTASI.COM — Menurunkan angka kemiskinan 1 persen saja bukan perkara mudah bagi Pemerintah Kota Tasikmalaya. Apalagi sebelumnya Kota Tasikmalaya mengalami pandemi Covid-19 dan pernah mengalami kenaikan angka kemiskinan mencapai 300 persen.

Berbagai langkah pun diupayakan. Termasuk memproyeksikan anggaran.

Pada APBD 2023, Pemkot Tasikmalaya masih fokus pada program-program penanggulangan kemiskinan, pemulihan ekonomi, dan infrastruktur.

BACA JUGA: KH Tetep Abdulatip Dorong Dana Beasiswa JFLS Dinaikkan: Rp 8,8 Miliar Terlalu Kecil, Kalah Sama Dana Alun-Alun

"Secara umum postur APBD kita di tahun depan arahnya masih kepada untuk menuntaskan persoalan kemiskinan termasuk juga pemulihan ekonomi," ujar Wali Kota Tasikmalaya, H Muhammad Yusuf, Kamis 14 Juli 2022.

"Kita harapkan KUAPPAS kita maupun APBD sementara kita arahkan bagaimana di 2023 itu membuat angka kemiskinan di kita menurun, serta dalam program pemulihan ekonomi," sambungnya.

Meski memiliki fokus dalam program penanggulangan kemiskinan, Pemkot Tasikmalaya, kata Yusuf, tak melupakan program infrastruktur.

BACA JUGA: Waduh, Rupiah Melemah terhadap Dolar, Imbas Inflasi Amerika Serikat, Ini Pesan Bank Dunia untuk Indonesia

Infrastruktur di Kota Tasikmalaya ada yang masih harus tetap dibangun dan diselesaikan. Karena infrastruktur ini tidak langgeng. 

"Pasti ada perbaikan jalan, perbaikan drainase dan lainnya. Hanya fokus utamanya kita ke arah penurunan angka kemiskinan. Angka kemiskinan kita masih tertinggi di Jabar berdasarkan data BPS," terangnya.

Untuk tahun depan, beber Yusuf, Pemkot Tasikmalaya menargetkan penurun angka kemiskinan 1 persen jadi 12 persen dari sebelumnya 13 persen.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Pendaftaran Ibadah Umrah Akan Dibuka Lagi Mulai 19 Juli 2022, Berikut Ini Penjelasannya

"Ketika masa pandemi Covid-19 ini kan daya beli masyarakat kita menurun. Pemulihan ekonomi juga belum berjalan maksimal dan tidak mulus," bebernya.

Penurunan satu persen angka kemiskinan, sebut dia, dianggap sudah bagus. 

"Karena persoalan angka kemiskinan ini terjadi saat tahun 2007 ke 2008. Ini yang sedang saya cari data itu. Karena tak mungkin dalam satu tahun kita naik sampai 300 persen. Karena 2006 angka kemiskinan kita berdasarkan BPS 9 persen, lalu naik menjadi 26 persen," tambahnya.

Kategori :