Lantas ia juga mengambil contoh, di Solo jam 4 azan subuh, dan di Jakarta jam 4 seperempat baru azan subuh.
"Misal saya orang Solo dan pergi ke Jakarta, jam 4 berarti saya sudah tidak boleh makan, betul? terus saya marah ke orang Jakarta 'hi wes jam 4 iki'" ujarnya.
"Orang Jakarta jawab 'durung azan' (belum azan)," sambungnya.
"Neng Solo uwes (Di Solo Udah)," Sahut lagi.
BACA JUGA:Giliran Honorer OPD Adukan Nasib ke Dewan
Dengan begitu, Habib Novel menegaskan agar hentikan perdebatan terkait perbedaan penetapan Idul Adha karena pandangan yang berbeda akan menimbulkan keributan.
"Kira-kira gimana? ributnya gapernah selesai," ujar Habib Novel.
"Jadi ya, yang penting itu kalau hari raya ikut tanggal, kalau wukuf di Arafah 'Arafah itu nama tempat' ikut tanggalnya Arafah, doa Arafah ikut tanggalnya Arafah," ujarnya
"Puasa tanggal 9 Dzulhijjah ikut tanggal, wes gak usah tako meneh (udah gausah tanya lagi)," sambungnya.
Di sisi lain Habib Novel, juga menjelaskan perihal dirinya pribadi menentukan tanggal Idul Adha, apakah ikuti Arab Saudi atau pemerintah Indonesia.
Awalnya ia menjelaskan jika ibadah haji lokasinya pasti di Mekkah dan tidak bisa diubah. Selain itu, waktu menjalankan ibadah haji sudah ditetapkan di bulan Dzulhijjah.
Pernyataan Habi Novel ini disampaikan di kanal YouTube Poin Kajian Islam dengan judul: "Bagaimana dengan perbedaan Hari Raya Idul Adha 2022 ; Habib Novel Alaydrus" yang diunggah pada 3 Juli 2022.
"Wukufnya di Arafah, tanggalnya 9 Dzulhijjah," ujar Habib Novel.
Jadi menurut ulama Surakarta ini jika ingin baca doa arafah maka harus sesuai dengan wukuf di arafah.