Dicintai Allah Lebih Utama Daripada Dicintai Manusia, Sebuah Refleksi dari Kajian Gus Baha
Refleksi atas kajian Gus Baha, bahwa dicintai Allah lebih utama daripada dicintai manusia. --Foto: Tangkapan layar instagram
RADARTASIK.COM - Pernahkah kita merasa harus selalu tampil sempurna di mata orang lain? Berusaha keras untuk mendapat pujian, penghargaan, atau sekadar diterima di lingkungan sekitar? Jika ya, mungkin inilah saatnya kita berhenti sejenak dan bertanya: "Apa yang sebenarnya kita kejar?"
Dalam salah satu ceramahnya, Gus Baha menyoroti fenomena ini. Beliau mengingatkan bahwa cinta manusia seringkali menjadi obsesi yang berlebihan bagi banyak orang, sementara cinta Allah justru terlupakan.
"Kenapa saya akhir-akhir ini menggulirkan daftar wali, kenapa? Saya ini resah ya, orang sudah ingin dicintai kekasih, dicintai tetangga, dicintai teman. Tapi terkadang orang lupa lagi dicintai Allah," ujar Gus Baha.
Nasihat ini menjadi pengingat bahwa ada cinta yang lebih penting dari sekedar diterima oleh manusia, yakni cinta Allah.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita terjebak dalam keinginan untuk diakui. Kita ingin dianggap keren oleh teman, dihormati oleh rekan kerja, atau dilihat oleh mereka yang lebih berkuasa.
Namun, Gus Baha mengingatkan bahwa cinta dan penghargaan manusia sering datang dengan syarat dan sifat fana.
“Kita ini terlalu lama ingin dicintai makhluk. Ayolah naik kelas sedikit. Ingin dicintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala,” jelas Gus Baha.
Beliau mengajak kita untuk "naik kelas", meninggalkan obsesi pada pengakuan manusia dan mulai mengejar cinta Allah yang kekal dan tanpa syarat.
Gus Baha juga menekankan pentingnya meluangkan waktu untuk diri sendiri, bukan untuk mencari perhatian, tetapi untuk introspeksi dan mendekatkan diri kepada Allah.
"Saya kalau pergi itu suka naik bis, bukan karena saya tidak punya mobil, tapi saya sering naik bis butuhnya supaya tidak diganggu. Saya harus punya waktu sendiri," ungkapnya.
Pesan ini sangat relevan bagi kita yang sering terjebak dalam kesibukan duniawi. Waktu kita sering habis untuk hal-hal yang menjauhkan kita dari Allah, sementara momen refleksi justru sangat diperlukan untuk mendekat kepada-Nya.
Wajar jika kita ingin diterima, dicintai, atau dicintai oleh orang lain. Namun, cinta manusia tidak boleh menjadi fokus utama dalam hidup kita.
Kenapa kita berusaha keras untuk diterima oleh manusia, tapi lupa memastikan diri dicintai oleh Allah? Padahal, cinta Allah adalah yang paling tulus, tidak bersyarat, dan selalu membawa kebahagiaan sejati.
Pengajian Gus Baha ini mengajarkan bahwa mengejar cinta manusia saja tidak akan pernah cukup. Sebaliknya, cinta Allah adalah tujuan yang harus diutamakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: