BNI Terus Menggenjot Penetrasi Pasar UMKM, Kerajinan Mendong Tasikmalaya Tembus Pasar Asia dan Eropa

Sabtu 02-07-2022,18:00 WIB
Reporter : Ujang Nandar
Editor : Usep Saeffulloh

Sebut saja, mirror atau cermin yang justru terlihat lebih estetik ketika dibalut dengan ayaman mendong. 

Hingga kini, CV Mendong Jaya telah sukses memproduksi lebih dari 100 jenis produk kerajinan. Antara lain handicrafts furnishing termasuk hospitality, sandal, placemat, tray, tissue box, decorative box, dust bin dan produk furnitur.  

"Itu yang saat ini terus diproduksi untuk kebutuhan lokal dan ekspor," katanya.

Menurut dia, produk kerajinan mendong seperti tas belanja sangat diminati di luar negeri. Karena, masyarakat sudah terbiasa menggunakan produk yang “sustainability” atau berkelanjutan. 

“Produk tas belanja dari mendong itu seperti tas plastik, mereka terbiasa menggunakannya. Lantaran itu, permintaan akan produk kerajinan mendong dipastikan tetap ada,” jelas Eje.

Eje menuturkan, untuk pasar lokal produk kerajinan mendong buatannya banyak dipesan hotel berbintang di Indonesia khususnya di wilayah Bali. 

Hingga kini ada 10 hotel berbintang yang dia pasok kebutuhan produk hospitality di sana.

“Produk kerajinan mendong dalam bentuk sandal adalah yang paling banyak dipesan. Selain itu ada juga pesanan untuk kebutuhan dekoratif hotel-hotel mewah. Bahkan ada produk kami yang dipesan hotel-hotel berbintang di lokasi wisata, Maladewa,” kata Eje.

Eje mengaku belum lama ini pihaknya melakukan ekspor produk kerajinan mendong ke Korea Selatan. Produk yang diekspor diantaranya adalah sendal hotel. 

“Bulan lalu kami baru saja mengirimkan pesan barang untuk di ekspor ke Korea Selatan. Kemarin itu hanya satu kontainer,” kata dia.

Untuk dukungan perbankan sendiri semua sektor ekonomi merasakan dampak Pandemi Covid-19, tidak terkecuali kerajinan mendong Abah Eje. 

Tidak heran, kata dia, bila di masa pandemi banyak pesanan dari berbagai negara seperti Eropa, Amerika, Jepang dan Korea yang dibatalkan. Penyebabnya terhambatnya sektor logistik, karena orang harus tidak bekerja dan harus berada di rumah. Di saat sulit inilah, bantuan perbankan datang. 

Abah Eje bercerita, dirinya mulai memperoleh fasilitas pinjaman di BNI sejak Agustus tahun 2020. 

Fasilitas yang diberikan berupa KMK KUR maksimum Rp 500.000.000 untuk usaha industri dan perdagangan barang anyaman dan kerajinan tangan. 

"Alhamdulillah setelah dapat bantuan KUR dari BNI, usaha saya bisa bergerak lebih bagus, karena ada tambahan dana dan prosesnya sangat gampang dan cepat, bunganya juga sangat ringan," ujarnya. 

Abah Eje merupakan satu dari banyak UMKM yang terus berkolaborasi dengan BNI untuk naik kelas. Naik kelas dalam kaitan ini adalah mampu go global. 

Kategori :