Alun-Alun Singaparna Ikon Ibu Kota Kabupaten yang Terlupakan Indah, Tapi Tak Enak Dipandang

Senin 13-06-2022,13:40 WIB
Editor : Andriansyah

Pengunjung dan pedagang di Alun-Alun Singaparna berharap penataan taman yang menjadi ikon ibu kota Kabupaten Tasikmalaya tersebut bisa ditata lebih elok dan indah lagi.

DIKI SETIAWAN, Singaparna 

 TAMAN Alun-Alun Singaparna menjadi ikon Ibu Kota Kabupaten Tasikmalaya sejak berpisah dengan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kota Tasikmalaya tahun 2010 lalu. Terletak di Desa/Kecamatan Singaparna Alun-Alun ini menjadi perlintasan kendaraan dari dua kota/kabupaten yakni Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Garut yang hendak berkunjung ke Kabupaten Tasikmalaya. 

Di sampingnya taman ada bangunan Gedung Dakwah Islam (GDI) Kaum Masjid Agung Singaparna dan di sisi lainnya dekat dengan terminal dan pasar tradisional Singaparna. 

Dan ke arah belakang nya sekitar tiga kilometer terletak kompleks perkantoran pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Namun, dengan lokasi yang strategis di tengah kota, Alun-alun Singaparna masih belum tertata dengan baik.

Setiap hari bahkan Sabtu dan Minggu pengunjung baik dari Singaparna, dan kecamatan sekitarnya Leuwisari, Cigalontang dan Padakembang silih berganti berkunjung melihat dan menikmati suasana taman. 

BACA JUGA: Jelang Idul Adha Ketersediaan Hewan Kurban Menurun

Ada yang mengajak anak-anak nya bermain, makan bersama dengan hamparan samak, termasuk memakai fasilitas permainan yang tersedia. Ada pula yang hanya sekedar menikmati pemandangan taman dan jajanan.

Para pedagang pun sudah siap melayani pengunjung dengan berbagai jenis permainan dan makanan pinggir jalan yang beragam. Permainan seperti balon, ayunan, mainan anak dan lainnya.

Makanan seperti gorengan, bakso, siomay dan lainnya siap memanjakan lidah pengunjung agar betah dan mau berkunjung ke Alun-alun Singaparna sehingga pedagang dapat penghasilan.

"Iya Pak ramainya setiap Sabtu-Minggu pengunjung ke Alun-Alun Singaparna ini. Lumayan tambah-tambah penghasilan dari jualan balon dan sewa mainan anak,” kata Udin (45) pedagang Balon di Taman, kepada Radar, Jumat (10/6).

Udin yang berasal dari Desa Sukamenak Kecamatan Sukarame tersebut, sudah berjualan sejak Alun-alun Singaparna pertama kali selesai di bangun dan diperuntukkan untuk taman publik. 

Namun karena beberapa kali terjadi rehab dan renovasi terhadap Alun-alun Singaparna, Udin terkadang tidak dapat berjualan sampai selesai direnovasi oleh pemerintah daerah.

BACA JUGA: Stok Hewan Kurban di Kabupaten Tasik Berkurang, Pasar Hewan pun Dibuka Lagi, Khusus untuk Pedagang Lokal

Sudah beberapa kali pak di renovasi, tapi ketika selesai di renovasi kadang pemeliharaannya kurang maksimal sehingga taman terkadang terlihat kurang indah dan bersih karena banyak rumput tinggi. "Bahkan fasilitas mainan pun sudah mulai berkarat," tutur dia. 

Kategori :