radartasik.com, CIAMIS - Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra angkat bicara mengenai pelajar Kelas XI SMK Galuh Rahayu Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis yang meninggal dunia setelah mengikuti vaksinasi.
Menurut dia, saat akan mengikuti vaksinasi masyarakat diminta jujur dengan kondisi tubuh atau mengungkapkan riwayat penyakit yang diderita. “Menurut keterangan keluarga, ternyata korban ini mempunyai penyakit bawaan. Namun, itu tidak disampaikan kepada tim skrining,” ujarnya kepada Radar di Pesantren Ar Risalah Cijantung Kabupaten Ciamis, Selasa (7/9/2021).
“Saya menegaskan kembali kepada masyarakat untuk jujur dengan kondisi masing-masing. Jadi harus benar-benar jujur dengan kondisi kita,” jelasnya.
Sebelumnya, Cahyono (17), siswa kelas II SMK Galuh Rahayu Kecamatan Sidangkasih meninggal dunia setelah mengikuti vaksinasi, Rabu (1/9/2021).
Anak dari pasangan Nono (40) dan Ani Anggareni (39), warga Sukamanah Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis ini mengikuti vaksinasi pada Rabu (1/9 ) sekitar pukul 16.00 di SMAN 1 Sindangkasih, kemudian pada Kamis (2/9) subuh meninggal dunia.
Nono mengatakan, anaknya meninggal selang satu hari setelah divaksin. Bahkan, sebelum meninggal ada beberapa gejala yang dikeluhkan anaknya. “Iya malam harinya dia lemas dan sempat ada kejang, kemudian dini hari atau subuh meninggal dunia,” kata dia, kepada Radar, Jumat (3/9/2021).
Menurut Nono, memang anaknya mempunyai keluhan lambung dan sering pusing. Namun, dia tetap mengikuti vaksinasi untuk bisa tetap belajar tatap muka di sekolah. “Karena kata anak saya kalau tidak divaksin harus daring sekolahnya, itu kata sekolah. Karena anak saya ingin sekolah tidak mau daring jadi divaksin, entah takut tidak sekolah tatap muka atau gimana,” ujarnya, menjelaskan.
Lanjut dia, ketika vaksinasi terhadap peserta didik itu SOP tetap dijalankan dengan baik. Mulai dari pemeriksaan kesehatan dan lain, banyak siswa yang tidak lolos pemeriksaan awal dan tidak bisa divaksin.
“Namun yang bersangkutan (korban. Red) divaksin. Kami tidak ada paksaan sedikit pun, bahkan banyak siswa yang tidak mau pada pulang. Sda sekitar 364 siswa dan yang lolos sekitar 300 orang,” ujarnya, menjelaskan. (isr)