Radartasik, Ukraina, Setidaknya lima rudal jelajah menghantam Kiev saat Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengunjungi ibukota Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Moskow melakukan serangan untuk dengan sengaja dengan niat mempermalukan PBB.
“Ini mengatakan banyak tentang sikap Rusia yang sebenarnya terhadap lembaga-lembaga global, tentang upaya kepemimpinan Rusia untuk mempermalukan PBB dan segala sesuatu yang diwakili oleh organisasi itu,” kata Zelensky dikutip dari Russian Today.
Layanan darurat Ukraina awalnya mengumumkan bahwa "fasilitas" yang tidak ditentukan terkena rudal di distrik Shevchenko di kota itu, sementara sebuah bangunan tempat tinggal di dekatnya mengalami kerusakan di lantai bawahnya.
BACA JUGA:Sejumlah Besar Senjata Pasokan Barat di Ukraina Sudah Dihancurkan Rusia
Tidak ada laporan mengenai korban jiwa, tetapi pihak berwenang Ukraina kemudian mengatakan sedikitnya 10 orang terluka di dalam gedung bertingkat 25 yang rusak itu, sementara media membagikan foto-foto petugas pemadam kebakaran yang bekerja di tempat kejadian.
Menurut beberapa laporan, fasilitas yang tidak disebutkan namanya itu mungkin adalah pabrik pengembangan dan produksi rudal Artem, Guardian mengklaim pabrik tersebut telah dievakuasi dan dibiarkan kosong sejak Februari.
Para pejabat di Moskow belum mengomentari masalah ini, karena dugaan serangan itu terjadi sekitar pukul 8 malam, setelah konferensi pers malam oleh juru bicara militer Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
Jika dikonfirmasi, itu bukan pertama kalinya Rusia melancarkan serangan terhadap fasilitas militer di dan sekitar Kiev, termasuk di pabrik manufaktur kendaraan lapis baja dua minggu lalu.
Sebelumnya Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bertemu dengan Zelensky dan melakukan tur ke Kiev dan sekitarnya, dengan pejabat Ukraina menunjukkan kepadanya temapt dugaan "kejahatan perang" yang dilakukan oleh Rusia.
Setelah mendengar laporan tentang "serangan baru di Kiev," Sekjen PBB mengatakan itu "mengejutkan saya, bukan karena saya di sini, tetapi karena Kiev adalah kota suci bagi Ukraina dan Rusia," menurut Reuters.
Guterres sempat mengunjungi Moskow untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai krisis Ukraina.
Mereka membahas situasi di lapangan, dengan Putin menjelaskan kepada Sekjen PBB alasan Moskow meluncurkan operasi militernya di Ukraina.
Rusia menyerang Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan NATO.