Sekolah Swasta di Kota Tasikmalaya Harus Spesialis dan Berkarakter, kenapa?
Para pemateri Bedah Regulasi Alur Perkembangan Kompetensi (APK) FKKS Kota Tasikmalaya sedang memberikan penjelasan, Selasa 7 Oktober 2025. istimewa for radartasik.com--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Forum Kepala Sekolah Swasta (FKSS) Kota Tasikmalaya melakukan Bedah Regulasi Alur Perkembangan Kompetensi (APK) di Aula SMP Al Muttaqin, Selasa 7 Oktober 2025.
Acara ini membahas implementasi Keputusan Kepala BSKAP Nomor 058/H/KR/2025 tentang Alur Perkembangan Kompetensi, dengan pemateri Sekretaris FKSS sekaligus inisiator Ruang Edukasi dan Inspirasi (REI) Indonesia, Usep Muhajir.
Dalam paparannya, Usep menjelaskan bahwa Alur Perkembangan Kompetensi merupakan rumusan target capaian delapan dimensi profil lulusan pada setiap jenjang pendidikan.
“APK menjadi panduan utama bagi sekolah untuk memetakan indikator capaian belajar murid secara lebih jelas dan berkelanjutan,” ujarnya saat dikonfirmasi Rabu 8 Oktober 2025.
BACA JUGA:Prediksi Peluang Timnas Indonesia versi Superkomputer, Patrick Kluivert Yakin Lolos!
Ia menambahkan, delapan dimensi profil lulusan tersebut meliputi keimanan dan ketakwaan, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi.
“Melalui pendekatan ini, pendidikan tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga penguatan karakter dan kesejahteraan murid,” katanya.
Menurut Usep, setiap dimensi profil lulusan diuraikan dalam tiga tahapan perkembangan, yakni berkembang, cakap, dan mahir.
Tahap cakap menjadi standar kelulusan yang menandai terpenuhinya kompetensi utama setiap siswa.
BACA JUGA:Peringatan Penting Bung Kusnaeni Saat Timnas Indonesia Lawan Arab Saudi!
Ia juga menekankan bahwa transformasi sekolah swasta perlu diarahkan pada keunggulan yang tidak bisa ditiru sekolah lain.
“Eksistensi SMP swasta bukan lagi tentang meniru keunggulan sekolah lain, tetapi menciptakan keunggulan yang khas melalui spesialisasi, personalisasi, dan fokus pada kompetensi manusia seutuhnya,” tegasnya.
Usep menilai, banyak sekolah masih berfokus pada aspek generalistik dan fasilitas fisik, padahal kekuatan utama justru terletak pada kualitas hubungan dan kesehatan mental siswa.
“Orang tua modern kini mencari sekolah yang mampu menumbuhkan karakter, kreativitas, dan keseimbangan hidup anak, bukan sekadar nilai akademik tinggi,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: