Kuota Haji Tasikmalaya Dipangkas 80 Persen, Calon Jemaah Alami Kerugian Psikologis dan Finansial

Kuota Haji Tasikmalaya Dipangkas 80 Persen, Calon Jemaah Alami Kerugian Psikologis dan Finansial

Ketua KBIH Al-Ihsan Kabupaten Tasikmalaya, Dede Farid Hilman. ujang nandar / radartasik.com--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Penurunan drastis kuota haji di Kabupaten TASIKMALAYA memicu keresahan di kalangan calon jemaah dan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH).

Pengurangan hingga 80 persen itu tak hanya menghambat keberangkatan, tetapi juga menimbulkan kerugian secara psikologis dan finansial bagi calon jemaah yang sudah lama menanti.

Sebelumnya, Kabupaten Tasikmalaya mendapatkan kuota haji sebanyak 1.399 orang untuk musim haji 2025. 

Namun berdasarkan kebijakan baru Kementerian Haji dan Umrah melalui Keputusan Nomor 6 Tahun 2025, jumlah tersebut turun tajam menjadi 309 kuota untuk keberangkatan tahun 2026.

BACA JUGA:Dari Seblak ke Robot Pintar, Dua Siswa MAN 4 Tasikmalaya Ciptakan TrophiChiliBot untuk Bantu Petani Cabai

Ketua KBIH Al-Ihsan Kabupaten Tasikmalaya, Dede Farid Hilman, menilai kebijakan ini memang bertujuan untuk pemerataan secara nasional. 

Namun penerapannya dianggap terlalu mendadak dan belum mempertimbangkan kesiapan masyarakat daerah.

“Kebijakan ini cukup problematik, karena banyak jemaah sudah melakukan berbagai persiapan. Mereka sudah mengeluarkan biaya besar, tapi akhirnya tertunda berangkat,” ujar Dede kepada radartasik.com, Selasa 11 November 2025.

Ia menjelaskan, perubahan sistem penentuan kuota yang kini didasarkan pada urutan porsi nasional, bukan lagi jumlah penduduk muslim di daerah, menjadi penyebab utama berkurangnya jatah untuk Kabupaten Tasikmalaya.

BACA JUGA:Layanan GeCe 112 Jadi Andalan, 8.142 Panggilan Darurat di Kota Tasikmalaya Sepanjang 2025

“Kalau pakai sistem urutan porsi, otomatis Tasikmalaya berkurang banyak. Dari 1.399 orang jadi hanya 309. Ini penurunan yang luar biasa,” ungkapnya.

Menurut Dede, dampak paling nyata dirasakan calon jemaah yang telah melakukan berbagai tahapan persiapan. Mulai dari pembuatan paspor, biometrik, bio visa, hingga pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi.

“Bahkan pekan lalu mereka baru saja menjalani pemeriksaan kesehatan dan vaksin. Tapi setelah ada keputusan ini, banyak yang akhirnya tidak jadi berangkat,” ujarnya.

Dari sisi finansial, kerugian yang dialami juga cukup besar. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait