Kisah Menarik Mesin Penerjemah Pria Tiongkok Bikin Wow, Leluasa Keliling Jawa Barat Tanpa Penerjemah

Kisah Menarik Mesin Penerjemah Pria Tiongkok Bikin Wow, Leluasa Keliling Jawa Barat Tanpa Penerjemah

Ilustrasi Google Translate. Getty Images/iStockphoto--

Menurut dia, dulu semasa kerajaan Padjajaran hubungan dengan China erat sekali.

Maka misinya ini untuk kembali merekatkan hubungan China dan Sunda melalui budaya.

Saya tidak dapat leluasa.membahas misinya itu. 

Sebab terasa kagok komunikasi bergantian menggunakan mesin penerjemah.

Sayang akhirmya berdiskusi dengan sahabat dalam riungan itu.

Memang, dtigma terhadap orang Tionghoa di Indonesia secara umum  kurang baik. 

Sentimen anti China kadang-kadang muncul menjadi potensi konflik. 

Orang Tionghoa di Indonesia masih dianggap bukan pribumi. Stigma itu pernah begitu kuat era orde baru berkuasa.

Orang Tionghoa dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) ditandai dengan indentitas Warga Negara Asing (WNA).

Mereka butuh proses untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Ini bagian dari konflik politik ketika menjelang kekuasaan Presiden Soekarno berakhir.

Era Soekarno yang disebut orde lama dianggap terlalu dekat dengan China yang notabene negara komunis.

Hingga sempat ada poros Jakarta-Peking. Ketika itu Soekarno begitu antibarat. Sampai Indinesia pun keluar dari keanggotaan PBB.

Meletus peristiwa G30S/PKI yang memicu kekacauan di Indonesia. Soekarno kemudian harus berakhir kekuasaannya. Digantikan Presiden Soeharto.

Era Presiden Soeharto selama 32 tahun berkuasa ini sentimen negatif terjadi kepada China.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait