2 Pemeran Video Bugil Open BO Siswa Siswi SMP di Tanjungjaya Trauma

2 Pemeran Video Bugil Open BO Siswa Siswi SMP di Tanjungjaya Trauma

SINGAPARNA - Setelah menjalani pemeriksaan oleh Unit Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tasikmalaya, kedua pemeran video bugil yang viral di media sosial kini mendapat pendampingan. Pasalnya, keduanya trauma dan harus pemulihan psikis.


Pendampingan dilakukan Unit PPA Polres Tasikmalaya dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya.

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Hario Prasetyo Seno SIK MM mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya, inisiatif direkamnya video bugil dan tersebar di media sosial itu dilakukan oleh pemeran laki-lakinya.

“Sementara pemeran wanita di bawah umur yang ada di video tersebut membiarkannya direkam. Jadi untuk kata-kata open BO ini, menurut keterangan kedua pemeran video ini hanya untuk bahan candaan saja,” ujar dia, menjelaskan.

Menurut dia, hasil pemeriksaan bisa disimpulkan tidak ada transaksi uang dalam kasus video bugil yang diperankan oleh kedua anak di bawah umur ini.

“Karena kedua anak di bawah umur ini menjalin hubungan atau pacaran. Sedangkan untuk indikasi adanya prostitusi online, masih kita dalami. Dan untuk mengarah ke sana belum ada,” terang dia.

Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto SIP membenarkan bahwa setelah menjalani pemeriksaan di Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya, kondisi mental psikologis kedua anak pemeran video tanpa busana cukup trauma.

“Dua-duanya kita lakukan pendampingan psikologis untuk memudahkan kepolisian dalam melakukan pemeriksaan selanjutnya. Dan kasus menyebarnya video berbau asusila ini bisa diungkap,” kata Ato.

Hasil investigasi mendalam yang dilakukan oleh KPAID, jelas dia, dari hasil pengakuan anak perempuan pemeran di video tersebut, diketahui bahwa ada tiga pelajar SMP dan satu orang dewasa yang pernah tidur dengannya.

“Jadi kita lakukan pendampingan bukan hanya kepada dua orang anak pemeran video saja, termasuk dua orang pelajar SMP lainnya juga yang terindikasi dekat dengan perempuan tersebut,” kata dia.

Tindak lanjutnya, tambah dia, menunggu nanti setelah selesai atau tuntas pemeriksaan dan pengungkapan serta penyidikan kasus oleh kepolisian.

“Nanti pun kita akan mencoba mengumpulkan stakeholder terkait untuk mencari solusi terbaik dalam kasus ini. Karena masa depan anak-anak tersebut tetap harus diselamatkan, dengan pembinaan,” tambah dia.

Kanit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya Aipda Josner Ali SH menambahkan, setelah dilakukan pemeriksaan yang pertama kedua anak pemeran video tersebut dilakukan dulu pendampingan oleh KPAID.

“Karena saat ditanya oleh penyidik, kedua anak di bawah umur tersebut terlihat agak terganggu psikologisnya, karena perilaku diketahui oleh publik. Jadi saat memberikan keterangan agak sedikit berbelit-belit,” ungkapnya.

Maka dari itu, tambah dia, ketika secara bersamaan dilakukan pendampingan psikologis terhadap anak di bawah umur ini, bisa memudahkan kepolisian menggali keterangan dalam tahap penyelidikan. (dik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: