Satgas Terapkan PPKM Mikro Pasca 24 Warga Bungbulang Positif Covid-19
Reporter:
radi|
Jumat 21-05-2021,11:37 WIB
GARUT — Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di salah satu kampung di Kecamatan Bungbulang, pasca ditemukannya 24 warga di kampung tersebut terkonfirmasi positif Covid-19. .
“Kita berlakukan PPKM ini selama 10 hari ke depan,” ujar Humas Satgas Covid-19 Kabupaten Garut Yeni Yunita kepada wartawan, Kamis (20/05/2021).
Yeni menerangkan saat ini dari 24 warga yang terpapar Covid-19, dua orang diantaranya dirawat di RSUD dr Slamet karena memiliki gejala, sedangkan 22 orang lainnya menjalani isolasi mandiri di sebuah gelanggang olahraga (GOR) milik desa setempat. “Yang diisolasi di GOR desa ini tidak memiliki gejala, mereka hanya positif saja,” ungkapnya.
Yeni menjelaskan ditemukanya puluhan warga terpapar Covid-19 itu berawal dari adanya warga yang mudik dari Kota Cimahi ke Bungbulang. Nah, sebelum pulang ke Bungbulang pemudik tersebut sempat diisolasi karena diketahui terkena Covid-19. Namun setelah melakukan isolasi pemudik tersebut sudah dinyatakan sembuh, sehingga dia memilih mudik ke kampung halamannya.
"Saat berada di Bungbulang, pemudik tersebut bertemu kedua orangtuanya. Setelah itu dia kembali lagi ke Cimahi. Namun setelah pemudik tersebut pulang, orangtuanya jatuh sakit. Saat orangtuanya sakit itulah banyak warga yang menjenguk," papar Yeni.
“Setelah beberapa hari sakit, gejalanya mengarah ke Covid, akhirnya di-swab dan dinyatakan positif. Kemudian di-tracing hingga ada 24 orang yang juga positif,” tambahnya.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani membenarkan jika ada 24 warga Kecamatan Bungbulang yang terpapar Covid-19. Namun, dirinya belum bisa memastikan apakah para warga tersebut terpapar Corona dari pemudik yang datang menengok orangtuanya atau bukan.
“Awalnya ada orangtua dikunjungi anaknya dua minggu lalu dari Bandung, anaknya pernah positif, tapi bulan Januari,” katanya.
Jadi menurut Leli, bisa jadi bukan karena itu. Bisa jadi dari yang lain karena di dekat rumahnya juga ada tempat wisata pemandian atau aktivitas lain. “Disana kan ada tempat wisata pemandian, bisa juga dari sana atau aktivitas lainnya. Penyebabnya darimana kita belum bisa mastikan,” katanya.
Leli mengakui kasus tersebut terungkap awalnya dari orangtua yang sakit dan diketahui belakangan Covid hingga saat ini dirawat di rumah sakit. Setelah di-tracing, ada 24 warga yang juga positif dalam satu RW tersebut.
Soal lockdown di kampung tersebut, Leli mengaku masih akan melakukan kajian mengingat saat ini sulit menerapkan hal tersebut di masyarakat. “Lagi dikaji, kalau PPKM mikro harus dikaji, tapi sekarang kan susah juga,” katanya.
Leli mengatakan akan melakukan pemeriksaan secara acak untuk warga di RW tersebut. Bagi mereka yang negatif, diperbolehkan beraktivitas, sementara yang positif dikarantina. (yna)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: