Server Down, Pendataan di Desa Sukarapih Tasik Diprediksi Molor

Server Down, Pendataan di Desa Sukarapih Tasik Diprediksi Molor

 SUKARAME- Pemerintah Desa Sukarapih Kecamatan Sukarame menyelenggarakan pelatihan bagi petugas pendata pemuktahiran data untuk pemantapan pemuktahiran data Sustainable Development Goals (SDGs).

Sekretaris Desa Sukarapih, Imat mengungkapkan sejak pertengahan Maret sudah menerjunkan 23 relawan RT untuk melakukan pendataan.

“Sesuai instruksi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, hal ini dilakukan untuk memastikan program pembangunan dilakukan secara tepat berdasarkan kebutuhan masing-masing desa,” ujarnya kepada Radar, Jumat (7/5/2021).

Kemudian, kata dia, pendataan ini sangat penting bagi desa. Pasalanya data ini milik desa, maka desa juga maksimal dalam melaksanakan pendataan berbasis SDGs ke depannya. “Pendataan SDGs dinilai hampir serupa seperti sensus, namun ini dari Kemendes melalui desa,” ujarnya.

Beberapa di antara tujuan SDGs sendiri, kata dia, yakni untuk mewujudkan desa tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, sehat dan sejahtera, pendidikan desa berkualitas, keterlibatan perempuan desa, desa layak air bersih dan sanitasi, desa tanpa kesenjangan, kawasan permukiman desa aman dan nyaman dan lainnya.

Kata dia, itu sesuai dengan keinginan dari Kementerian Desa PDTT, enggunaan dana desa ke depannya dapat mendorong pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan nasional (SDGs) di desa itu sendiri, khususnya di Desa Sukarapih.

Terang dia, untuk proses input data melalui aplikasi SDGs. Hanya saja kebetulan server Kemendes sudah beberapa hari ke belakang sedang dalam perbaikan, sehingga input data belum bisa dilanjut.

“Kemungkinan dilanjut tanggal 22 Mei 2021. Itu yang menjadi salah satu yang menghambat terhadap kinerja tim relawan pendataan SDGs. Padahal menurut ketentuan tanggal 30 Mei secara nasional sudah harus beres,” ucapnya.

Lanjut dia, kemungkinan akan molor jika harus dimulai lagi tanggal 22 Mei nanti. Masalahnya masih sekitar 4.000 an data quesioner yang mesti di-input, sedangkan server down. “Satu quesioner itu membutuhkan sekitar 10-20 menit untuk input data, itu juga jika servernya normal,” kata dia.

Dia menambahkan, pemutakhiran data berbasis SDGs Desa tersebut akan memberikan gambaran riil terkait kondisi desa dan masyarakat desa. Pemutakhiran data desa itu dilakukan secara by name by address. Kemudian, yang digali adalah data desa, data RT, data keluarga dan data warga. Arah kebijakan SDGs Desa dilakukan untuk mempermudah kepala desa dalam menentukan kebijakan-kebijakan pembangunan.

“SDGs Desa akan memandu kepala desa untuk melakukan pembangunan bukan berdasarkan keinginan masyarakat atau segelintir tokoh semata, melainkan juga berdasarkan kebutuhan riil masyarakat desa,” kata dia menjelaskan. (obi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: