Curahkan Ruang Rindu Bermusik di Kota Tasik

Curahkan Ruang Rindu Bermusik di Kota Tasik

CIPEDES — Sejumlah musisi Tasikmalaya mengikuti ajang perlombaan gitar solo dan band akustik di Green Coffee, Minggu (2/5/2021). Mereka melepas rindu dan kejenuhan semasa pandemi Covid-19 melalui kepiawaiannya dalam bermusik.


Ketua Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya (DKKT), Bode Riswandi menuturkan banyak pegiat seni yang rindu pementasan total. Sayangnya, kondisi dan regulasi yang ada tidak memungkinkan mewujudkan hal tersebut. Ruang kreativitas yang digagas Indonesian Guitar Community tersebut, tentunya menjadi daya tarik bagi para pemusik yang menanti momen pertunjukan dalam waktu panjang.

“Jadi momen-momen panggung terbatas semacam ini sangat dirindukan teman-teman pegiat seni. Selama ini kan perlu melemaskan otot dan pemanasan karena pandemi,” ujarnya disela kompetisi kemarin.

Kontes tersebut diikuti berbagai pemusik berlatar belakang genre tersendiri. Namun, diutamakan akustik, selain tidak mengundang terlalu banyak kerumunan juga lebih dinikmati menyeluruh berbagai kalangan.

”Kami support, panggung-panggung yang membuka ruang kreativitas semacam ini, tetap menerapkan protokol kesehatan tanpa mengurangi kreativitas para pemusik. Maka, ini bisa jadi persiapan dan semoga pemanasan rekan-rekan musisi menuju normal yang senormal-normalnya nanti,” harap Dosen Universitas Siliwangi tersebut.

Orang tua salah satu peserta Yustika Sri Rahmatika, Asep Safari Kusaeri mengapresiasi adanya ruang-ruang positif semacam itu. Putrinya yang menyabet juara dua gitar solo mengaku bangga disela kuliah daring menjelang waktu libur perkuliahan, bisa tetap mencurahkan bakat dan potensinya di bidang seni. “Selaku orang tua merasa bangga, bisa berprestasi anak saya di luar akademik. Semoga bermanfaat bagi pribadinya dan mengembangkan potensi untuk yang lainnya juga,” kata dia.

Ia menambahkan dimasa pandemi Covid-19 yang memaksa ruang pembelajaran terbatas, perlu adanya ruang-ruang aktivitas dan produktivitas dalam mengembangkan bakat anak. Supaya tidak terjebak pada dampak negatif seperti ketergantungan gadget apalagi kecanduan bermain game.

”Jadi pada ajang semacam ini, potensi anak bisa lebih terasah supaya tidak mengisi waktu luang dengan hal-hal kurang produktif,” ungkap mantan Direktur PD Pasar Resik tersebut. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: