ACT Salurkan Bantuan di Jamanis & Singaparna Kabupaten Tasik

ACT Salurkan Bantuan di Jamanis & Singaparna Kabupaten Tasik

JAMANIS - Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Tasikmalaya telah menyampaikan amanah bantuan berupa beras wakaf dari sahabat dermawan untuk 5 Keluarga yang ada di Kecamatan Jamanis dan Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

Untuk 2 keluarga di Kampung Jamanis RT 02 RW 05 Desa Tanjung Mekar Kecamatan Jamanis dan 3 Keluarga di Legokoncom Desa Sukamulya Kecamatan Singaparna. Masing-masing mendapatkan 9 Kg beras.

Kepala Cabang ACT Kabupaten Tasikmalaya, Ghaling Achmad mengatakan, pihaknya membuka peluang kebaikan bagi para dermawan yang ingin menyumbangkan donasinya, dimana ACT siap menjembatani kedermawanan dari para donatur.

"Kami ucapkan terima kasih kepada para donatur yang telah aktif berpartisipasi dan ikut serta membantu dalam menyumbangkan sebagian rezekinya untuk membantu sesama, terutama bagi warga yang kurang mampu," ujarnya kepada Radar, Senin (05/04/21).

Ghaling mengungkapkan, program wakaf memang memberikan kebermanfaatan yang luarbiasa, bisa di lihat dari bukti kebahagiaan mereka yang menerimanya. 

Dengan demikian, program Wakaf memberikan solusi yang nyata atas permasalahan pangan di masyarakat.

Dalam waktu dekat, kata dia, ACT akan membuka kantor cabang khusus wilayah Kabupaten Tasikmalaya.

Sehingga diharapkan dapat memperluas syiar dan mempermudah sahabat dermawan untuk melebarkan kebermanfaatan.

"Bantuan Pangan ini bagian dari kebahagiaan bersama dan kita ikhtiar untuk gerakan sedekah pangan Nasional. Meskipun tidak banyak, mudah-mudahan bantuan ini dapat meringankan beban mereka yang sangat membutuhkan di masa pandemi covid-19 ini," papar dia.

Salah satu penerima bantuan di Jamanis, Emod (74) mengucapkan rasa syukur dan berterimakasih banyak kepada ACT yang telah menyampaikan bantuan dari para donatur ini. 

"Saya harap bantuan ini terus berlanjut, karena sangat membantu sekali," ucapnya.

Emod yang kesehariaannya menggembala kambing dan berternak ayam ini terus melakukan ikhtiar, meskipun terkadang hasilnya yang sangat ditunggu-tunggu tidak kunjung datang yakni masa panen ternaknya yang lama. 

Bagi dia, sebuah harapan dapat menikmati makan untuk sehari-hari, pasalnya terkadang Ia harus menunggu uluran tangan dari tetangganya. 

Terkadang juga terpaksa berhutang ke tetangganya. Di situasi Covid-19 ini ekonomi yang serba sulit sudah tak asing lagi untuk menahan lapar baginya.

"Meskipun dalam kondisi disabilitas sejak lahir, namun tidak menurunkan semangat saya untuk bekerja. Ikhtiar jalan yang saya lakukan saat ini untuk menyambung hidup," kata dia.

Salah satu penerima manfaat di Legokoncom, Kholis (60) mengungkapkan, di masa tuanya Ia harus terus bekerja keras karena mempunyai tanggungan anak yang disabilitas tuna wicara dan mental. 

Fisiknya sudah tak lagi kuat namun kondisi memaksanya harus terus bekerja. 

"Sehari-hari saya berjualan serabi setiap pagi, itu pun penghasilan yang tidak seberapa untuk sehari-hari.
Terkadang serabutan kalau ada kerjaan dari tetangganya," kata dia menambahkan. 

(radika robi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: