Seabad Lebih Menjaga Rasa Tahu Bungkeng

Seabad Lebih Menjaga Rasa Tahu Bungkeng

Radartasik, TAHU Sumedang sudah sangat populer. Makanan tersebut bisa dijumpai para pemudik yang melintas di jalur selatan Jawa.

Pemudik di kendaraan umum maupun kendaraan pribadi pasti menjumpai pedagang Tahu Sumedang setelah keluar dari Gerbang Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Dipadu lontong dengan cabai rawit, Tahu Sumedang menjadi menu yang pas untuk buka puasa di perjalanan menuju ke kampung halaman.

Bagi pemudik yang lewat Sumedang atau punya waktu agak senggang, tidak ada salahnya menyambangi Tahu Bungkeng 1917.

BACA JUGA:Polisi Respons Informasi Warga, Ada Ciu dalam Karung di Gang, Pemiliknya Pria Bertato

BACA JUGA:340 Pos Kesehatan Didirikan di Jalur Mudik, Dilengkapi Ambulans Roda Dua dan Empat

Sesuai namanya, Tahu Sumedang dengan merek Bungkeng itu sudah ada sejak 1917. Lebih dari satu abad lamanya, rasa tahu tersebut tetap sama.

”Resepnya dari generasi pertama. Turun-temurun kami pakai,” kata Suryadi.

Dia adalah generasi keempat pengelola Tahu Bungkeng 1917. Generasi pertama adalah kakeknya, Ong Bungkeng.

Tentu bukan hanya resep, cara Suryadi mengolah Tahu Bungkeng 1917 turut berperan. Di toko yang terletak di Jalan Sebelas April, Sumedang, Jawa Barat itu ada pabrik tahu.

Jawa Pos sempat melihat langsung bagaimana kedelai pilihan diolah menjadi tahu bercita rasa beda.

Dari pabrik tersebut, tahu-tahu yang baru saja selesai dicetak langsung dirapatkan ke dekat tungku. Kemudian digoreng oleh ahlinya.

”Beda cara menggoreng akan beda rasa,” ucap Suryadi. Menurut dia, hal itu akan berpengaruh pada tekstur dan isian tahu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: