Diky Chandra Soroti Masalah Air dalam Pertemuan dengan Kelompok Ibu-Ibu Gapoktan Cibeureum
Cawawalkot Tasikmalaya Nomor Urut 4, Diky Chandra saat menyerap aspirasi ibu-ibu Gapoktan di Kecamatan Cibeureum, Rabu 2 Oktober 2024. istimewa--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Calon Wakil Wali Kota (Cawawalkot) Tasikmalaya Nomor Urut 4, Diky Chandra, kembali menyoroti permasalahan sektor pertanian yang ia nilai masih terabaikan di beberapa wilayah.
Dalam kunjungannya ke kelompok ibu-ibu yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kecamatan Cibeureum, Rabu 2 Oktober 2024, Diky mendengar langsung keluhan masyarakat terkait masalah akses air yang tak kunjung terselesaikan.
"Saya sering sampaikan bahwa banyak pembangunan tidak melalui Kajian Rencana Strategis (KRS). Dampaknya, banyak petani di wilayah Cibeureum yang akhirnya hanya menjadi kuli di lahannya sendiri," ungkap Diky Chandra dalam pertemuan tersebut.
"Hal serupa juga dialami peternak ikan gurame. Mereka seharusnya bisa hidup dari hasil pertanian dan peternakan, namun saat ini justru mengalami kesulitan," sambungnya.
BACA JUGA:Nurhayati-Muslim Usung Peningkatan Harapan Sekolah di Kota Tasikmalaya Hingga SMA
Keluhan utama yang disampaikan ibu-ibu Gapoktan adalah sulitnya mendapatkan pasokan air yang memadai untuk sektor pertanian dan perkebunan di wilayah mereka.
Air yang seharusnya menjadi sumber daya vital bagi para petani, justru tidak masuk ke lahan-lahan mereka, sehingga menghambat produktivitas.
"Ibu-ibu di sini mengeluhkan bahwa air tidak masuk ke perkebunan dan lahan pertanian lain. Padahal, air merupakan kebutuhan utama dalam keberlangsungan kegiatan pertanian," terang Diky.
Menurutnya, kondisi ini sangat memprihatinkan dan menjadi perhatian serius dalam program yang ia usung jika terpilih nanti.
Salah satu fokus utama yang akan ia dorong adalah mencari solusi konkret agar para petani bisa kembali hidup sejahtera dari hasil jerih payah mereka.
"Ini menjadi salah satu konsen utama kami. Kami ingin memastikan ada solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini, supaya petani di wilayah Cibeureum dan sekitarnya bisa kembali hidup dari hasil pertanian dan peternakan mereka. Air harus sampai ke lahan-lahan mereka. Itu adalah hak mereka," tegas Diky.
Diky juga menyampaikan bahwa persoalan akses air ini tidak hanya berdampak pada pertanian, tetapi juga bisa mempengaruhi ekonomi keluarga di wilayah tersebut.
"Jika petani bisa bekerja dan menghasilkan dari lahannya, maka roda perekonomian akan berputar. Kesejahteraan keluarga petani juga akan terjamin. Jadi, masalah ini harus segera diselesaikan," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: