Lansia di Tepi Kota Tasikmalaya: Hidup di Rumah Tidak Layak Huni Tanpa Bantuan

Lansia di Tepi Kota Tasikmalaya: Hidup di Rumah Tidak Layak Huni Tanpa Bantuan

Jenab (80), warga Kampung Babakan, Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya saat berada di rumahnya, Selasa 10 September 2024. ayu sabrina / radar tasikmalaya--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Bagi Jenab (80), rumah kecil di tepi Kampung Babakan, Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, bukan hanya tempat berlindung dari hujan dan panas, tetapi juga ruang yang membawa harapan akan kehangatan keluarga di usia senja. 

Namun, kenyataan hidupnya tak seindah harapan itu. Di rumah panggung sederhana yang dindingnya dilapisi plastik, Jenab menjalani hari-harinya sendiri, tanpa banyak perhatian dari lingkungan sekitar maupun pemerintah.

Jenab pernah mendapatkan tawaran bantuan bedah rumah dari pemerintah, namun ia menolak. 

Alasan utamanya sederhana tetapi menyakitkan: ia tak punya uang untuk membayar tukang yang diperlukan. 

BACA JUGA:Polsek Indihiang Edukasi Siswa SD Negeri di Kota Tasikmalaya Tentang Peran Polisi

Bantuan yang diberikan pemerintah hanya berupa material bangunan, dan bagi Jenab yang hidup pas-pasan, biaya untuk tenaga kerja tetap tak terjangkau.

“Teu boga jang ngajukeun, jang mayar ka etaeun keun (Tidak punya uang untuk mengajukan, untuk membayar tukangnya biarlah),” ujar Jenab dengan nada lirih, Selasa 10 September 2024.

Jarwo, tetangga Jenab, merasa prihatin melihat kondisi nenek tua itu. Menurutnya, program sosial yang ada di Kota Tasikmalaya seharusnya bisa menjangkau warga seperti Jenab. 

Namun, hingga kini, Jenab mengaku jarang menerima bantuan apapun dari pemerintah, baik berupa sembako maupun uang.

BACA JUGA:PMII Kabupaten Tasikmalaya: Ketua DPRD Harus Berpengalaman dan Pro Rakyat

“Sangat miris, di tengah banyaknya program sosial dari pemerintah di Kota Tasikmalaya, masih ada lansia yang belum pernah merasakan bantuan tersebut. Pemerintah pernah mendata, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut,” ungkap Jarwo.

Jenab sendiri mengakui, bantuan yang ia terima sangat jarang dibandingkan dengan warga lainnya. 

Ia hanya mendapatkan bantuan sembako sesekali dari RW, sementara yang lain mendapatkannya secara rutin setiap bulan. 

Ketika ditanya lebih jauh, Jenab pun mengungkapkan bahwa ia tak memiliki kartu bantuan sosial yang biasanya dimiliki warga lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: