9 Hal Menarik Seputar Keraton Kanoman, Saksi Bisu Kesultanan Cirebon
Hal Menarik Seputar Keraton Kanoman, Saksi Bisu Kesultanan Cirebon-Ilustrasi-
Saat itu, Kesultanan Cirebon terbagi menjadi tiga bagian yaitu Kesultanan Kanoman, Kesultanan Kasepuhan, dan Panembahan Cirebon.
Pangeran Muhammad Badrudin Kertawijaya kemudian menjadi sultan pertama Kesultanan Kanoman dan mulai membangun tata kota tradisional yang mengelilingi keraton, lengkap dengan alun-alun, masjid, pasar, dan bangunan serupa benteng.
4. Pintu Masuk Berfilosofi Mendalam
BACA JUGA:Pelatihan Literasi Digital Dosen UPI Kampus Tasikmalaya di Sekolah Indonesia Mekah
Keraton Kanoman memiliki beberapa pintu masuk atau lawang, yang masing-masing memiliki filosofi tersendiri.
- Lawang Syahadat : Melambangkan kesucian dan kebersihan dalam menjalani kehidupan, sering menjadi pintu utama keraton.
- Lawang Kiblat: Menghadap ke arah kiblat, pintu ini memiliki makna religius dan spiritual dalam tradisi Islam.
- Lawang Kejaksan : Sering menjadi akses untuk urusan resmi, mencerminkan aspek sosial-politik dalam budaya Jawa.
BACA JUGA:Lengkap ! Panduan Cara Isi Pertalite Menggunakan QR Code
5. Sanggar Kemuning
Keraton Kanoman juga memiliki Sanggar Kemuning, sebuah ruang di mana para putri keraton sering berlatih menari.
Jika beruntung, kamu bisa menyaksikan langsung putri-putri keraton berlatih tari tradisional di sini, menambah kesan magis dan keunikan kunjungan ke keraton.
6. Bale Manguntur dan Paseban, Simbol Kekuatan Sultan
Dua bangunan penting di dalam Keraton Kanoman adalah Bale Manguntur dan Paseban. Bale Manguntur adalah tempat Sultan berpidato kepada rakyatnya.
Sedangkan Paseban berfungsi sebagai tempat rakyat menunggu giliran untuk menghadap Sultan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: