Kerja Bakti Setiap Senin, Bentuk Kepedulian Pedagang pada Alun-Alun Dadaha Kota Tasikmalaya

Kerja Bakti Setiap Senin, Bentuk Kepedulian Pedagang pada Alun-Alun Dadaha Kota Tasikmalaya

Pedagang yang terhimpun dalam Forkopdatas sedang gotong royong bersihkan area Alun-Alun Dadaha Kota Tasikmalaya, kemarin Senin1 Juli 2024. ayu sabrina / radar tasikmalaya--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Forum Koordinasi Pengelolaan Dadaha Tasikmalaya (Forkopdatas) memulai program Gerakan Kerja Bakti, kemarin Senin 1 Juli 2024. 

Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan Alun-Alun Dadaha Kota Tasikmalaya, mulai dari sampah hingga selokan yang sering menyebabkan tersumbatnya saluran air. Rencananya, gerakan ini akan dilakukan rutin setiap Senin pagi.

Ketua Forkopdatas, Ade Cundiana atau Acun, menjelaskan bahwa puluhan anggotanya berpartisipasi dalam membersihkan kawasan ruang terbuka publik tersebut, termasuk akses saluran air. 

Ia menambahkan bahwa pelayanan kebersihan yang diberikan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) masih kurang memadai.

BACA JUGA:Samsung Segera Luncurkan Galaxy Z Series Terbaru, Penasaran?

“Intinya kepedulian pedagang. Memang pelayanan DLH hanya sebatas mengangkut sampah. Kami ingin para pedagang peduli terhadap lingkungan, meskipun mereka bukan warga setempat. Masyarakat wilayah Dadaha harus peduli dan menyadarkan pedagang,” ujarnya.

Hari Senin dipilih karena pada Sabtu malam hingga Minggu, animo masyarakat untuk beraktivitas di Alun-Alun Dadaha Kota Tasikmalaya sangat tinggi. Akibatnya, kepadatan lalu lintas meningkat, begitu pula dengan volume sampah.

“Minggu biasanya padat. Kami tidak bisa mengontrol, seringkali terjadi kemacetan. Alhamdulillah sebagian pedagang sudah sadar. Gotong royong ini bukan hanya hari ini saja, tetapi sejak awal kami berkomitmen,” tambahnya.

Menurut Acun, sarana prasarana kebersihan masih kurang. Forkopdatas sebelumnya sempat membeli puluhan tempat sampah, namun akhirnya hilang. 

BACA JUGA:Cek Jadwal Baru LRT Mulai 1 Juli 2024 Beserta Tarif Maksimal dan Premium

“Kami kekurangan sarana prasarana kebersihan. Kami minta bantuan dari DLH karena pedagang membayar retribusi, seharusnya ada manfaat yang bisa kami gunakan,” katanya.

Acun juga membantah tuduhan publik yang menyebut kawasan alun-alun Dadaha semrawut. 

“Katanya semrawut, tapi menurut kami tidak. Itu hanya terjadi pada hari Minggu. Kebiasaan pasar kojengkang. Sampai saat ini alhamdulillah jarang sepi, kecuali saat hujan. Ada sisi positif bagi perekonomian warga sekitar,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan alasan para pedagang diberikan tempat di sepanjang trotoar, demi kelancaran akses lalu lintas di Jalan Dadaha. Meskipun ruang untuk pejalan kaki tetap disediakan, meski tidak seluas sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: