Belasan Banner Motor Dilarang Parkir di Pedestrian Cihideung Kota Tasikmalaya Dipasang Warga, kenapa?

Belasan Banner Motor Dilarang Parkir di Pedestrian Cihideung Kota Tasikmalaya Dipasang Warga, kenapa?

Banner larangan parkir karya warga dipajang pada tiang lampu di Pedestrian HZ Cihideung Kota Tasikmalaya. Rabu 15 Mei 2024. ayu sabrina / radar tasikmalaya --

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Forum Peduli Cihideung (FPC) memasang 14 banner bertuliskan 'Motor Dilarang Parkir di Area Pedestrian Cihideung' Kota Tasikmalaya dan sebuah banner larangan membuang sampah sembarangan. 

Moh Reza Hermawan, anggota FPC menjelaskan bahwa banner tersebut dipasang untuk mengingatkan pengunjung bahwa kawasan pedestrian Cihideung itu tak boleh dilewati kendaraan, bahkan dilarang dijadikan sarana parkir kendaraan bermotor. 

Ia menilai, plang dilarang parkir yang sempat dipasang oleh Dinas Perhubungan itu tidak diindahkan oleh pengunjung.  

“Karena memang warga tergerak oleh plang yang dipajang Dishub diacuhkan. Jadi warga dan kami di forum inisiatif buat peraturan seperti itu,” katanya, Rabu 15 Mei 2024. 

BACA JUGA:Kenali! Cara Anak Anda Belajar Bahasa, Analitik dan Gestalt? Ini Yang Harus Dilakukan Orangtua

Sejak awal diresmikan, Pedestrian Cihideung itu sudah banyak digunakan Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk berjualan hingga parkir sembarangan. 

“Semakin banyak yang melanggar (parkir) bahkan sampai ke dalam,” terangnya. 

Menurut Reza, FPC sering mencegah pengunjung untuk parkir di area Pedestrian itu, namun kadang tidak didengarkan. 

“Kita yang ngasih tau gak didengar, seenaknya. Kita ingin aksi ini bisa memecut Pemerintah Kota Tasikmalaya. Agar dari pemerintah ada action, menurunkan Satpol PP di setiap pintu,” tegasnya. 

BACA JUGA:Keluarga Hartono Punya Sentuhan Ajaib Mirip Berlusconi, Tunjuk Fabregas Untuk Bawa Como ke Seria A

Tidak sesuai peruntukkannya, membuat kawasan tersebut sering almai kepadatan kendaraan atau macet, nilai estetika keindahan hilang, dan berpotensi merusak fasilitas. Seperti keramik yang menurut Reza bukan untuk dilalui kendaraan. 

“Itu kan memang didesain untuk pejalan kaki ya, bukan untuk motor. Makannya keramik-keramik perlahan ada yang sudah rusak,” tambahnya. 

Ia juga menilai bahwa Pemerintah Kota Tasikmalaya seperti tidak membenahi Pedestrian yang kini berubah jadi sarana ekonomi dadakan. Payug geulis yang rusak, hingga lampu penghias padam. Maka diperbaiki oleh FPC. 

“Ini kan aset pemerintah bukan aset orang Cihideun, seolah-olah kami yang bertanggungjawab memperbaiki. Pemerintah mestinya jangan sekadar ngebangun,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: