Konservasi Mangrove Dumaring akan Menguatkan Mangrove sebagai Benteng Pertahanan Pesisir Kampung Dumaring

Konservasi Mangrove Dumaring akan Menguatkan Mangrove sebagai Benteng Pertahanan Pesisir Kampung Dumaring

Kepala Kampung Dumaring, Salehuddin (depan, kedua dari kiri), berfoto bersama murid-murid SDN 001 Dumaring saat penanaman perdana pohon bakau di Kawasan Mangrove Dumaring, Sabtu, 9 Maret 2024.-Sandy Abdul Wahab-Radar Tasikmalaya


Penanggung Jawab Program Kolaborasi Konservasi Mangrove Dumaring, Sujatnika.-Soni Herdiawan-Radar Tasikmalaya TV

Penanggung Jawab Program Kolaborasi Konservasi Mangrove Dumaring, Sujatnika, menerangkan lingkup Program Kolaborasi Konservasi Mangrove Dumaring mencakup seluruh bagian dari Kawasan Mangrove Dumaring dengan luas keseluruhan 447 hektare. 

Kawasan Mangrove Dumaring berstatus Tanah Kampung. Kawasan ini terletak di bagian utara kampung. Kawasan membentang sepanjang sekitar lima kilometer dari perbatasan dengan Kampung Talisayan, di barat laut, hingga perbatasan dengan Kampung Capuak, di tenggara, membentuk garis batas panjang kampung ini dengan Laut Sulawesi di utara.

BACA JUGA:Melestarikan Hutan Mangrove Dumaring Kabupaten Berau, Warga Dilatih Tata Cara Menanam Pohon Bakau

Kawasan mangrove ini, menurut Sujatnika, didominasi hutan bakau. Vegetasi bakau mencakup 65,5 persen dari total areal (293,0 ha), di mana 21,1 persen (94,6 ha) diklasifikasikan dalam kondisi baik dan sisanya sebanyak 44,4 persen (198,4 ha) terdegradasi. 

Direktur Aksenta (PT Gagas Dinamiga Aksenta) itu mengungkapkan, kawasan mangrove ini merupakan bagian dari lanskap hutan bakau Kampung Dumaring yang mendukung ekosistem terkait dengan ekosistem bakau, yaitu area perairan, terumbu karang, padang lamun, dan ekosistem daratan.

Dia menyampaikan, survei lapangan awal yang dilakukan pada Maret 2022 menemukan empat marga bakau di area ini, yaitu Rhizophora, Sonneratia, Avicennia, dan Bruguiera. Dua spesies vegetasi alami lainnya juga ditemukan, yaitu cemara laut (Casuarina equisetifolia) dan nipah (Nypa fruticans).

Selain memiliki nilai konservasi yang tinggi (High Conservation Value) dari sudut pandang ekologis dan berbagai sumberdaya yang disediakannya, termasuk pertahanan pesisir kampung, lanskap di wilayah Kampung Dumaring juga memiliki nilai tinggi dalam aspek hidrologi, geologi, dan antropologi. 

BACA JUGA:Warisan Leluhur, Kekal Patiraja Berkomitmen Menjaga dan Melestarikan Hutan di Tanah Ulayat

Lanskap ini merupakan bagian dari lanskap karst Sangkulirang-Mangkalihat. Ekosistem karst raksasa ini menampilkan fitur geomorfologi karst yang unik dan memukau, dengan fenomena geologis, speleologis, dan arkeologis yang menakjubkan, seperti menara karst yang menjulang, mata air yang sangat jernih, dan gua-gua raksasa, yang membuat lanskap karst ini tidak tertandingi oleh yang lain. Lanskap karst Sangkurilang-Mangkalihat ni telah terdaftar dalam daftar sementara UNESCO untuk diajukan sebagai Situs Warisan Dunia. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: