Digebuk AC Milan di San Siro, Pelatih Rennes Pasrah: Mereka Menghukum Kami Secara Psikologis
Julien Stephan -Tangkapan Layar Instagram @rennes_35-
RADARTASIK.COM – Julien Stephan, pelatih Rennes, menyatakan bahwa timnya pasrah terkait peluang mereka lolos dari babak playoff Liga Europa setelah dikalahkan AC Milan di San Siro 3-0, dan mengatakan, "Mereka menghukum kami secara psikologis."
Saat menghadiri konferensi pers pasca-pertandingan, Julien Stephan mengakui bahwa peluang timnya sangat kecil menjelang pertemuan kedua melawan AC Milan di Perancis pada 23 Februari mendatang.
Pelatih Rennes itu menyesali penampilan anak asuhnya di awal babak kedua karena ia melihat timnya bermain sangat baik di babak pertama.
"Hasil hari ini tidak menguntungkan bagi kami. Saya pikir kami dihukum pada awal babak kedua, sayangnya karena di babak pertama semuanya sangat menarik; kami merasa bisa menciptakan peluang," kata Stephan kepada Tuttomercato.
BACA JUGA:Berapa Cicilan Motor Listrik Polytron Fox-R dan Polytron Fox-S Februari 2024?
"Namun, dalam waktu 3-4 menit situasinya berbalik. Peluang kami untuk pertandingan kedua sudah terancam," lanjutnya.
"Kami menghadapi tim yang sangat kuat, yang bisa menghukum kami saat waktunya tiba. Saya menyesali awal babak kedua, mereka menghukum kami secara psikologis," sesalnya.
"Saya tidak melihat tim kami terganggu oleh suasana stadion, meskipun ada stadion yang besar dan atmosfer yang besar," ulasnya.
"Ada pemain berkelas di Milan, yang juga bermain untuk tim nasional, tetapi ini bukanlah penemuan baru hari ini," ucapnya.
BACA JUGA:Rencana Trayek Damri Banjar ke Pangandaran Dibuka Belum Ada Progres
"Mereka fantastis di semua lini. Mereka kuat, cepat. Leao menendang tiang gawang di babak pertama, tetapi saya tidak berpikir kami dihadapkan pada kesulitan besar di babak pertama," tambahnya.
Julien Stephan kemudian menerangkan mengapa dalam konferensi pers sebelum pertandingan dia sudah sangat khawatir menghadapi Loftus-Cheek, namun timnya masih gagal menghentikannya.
Menurutnya, ada perbedaan antara teori dan praktek di lapangan, dan ia mengulas bahwa pengalaman AC Milan membuat timnya gagal berkembang saat membangun serangan.
"Ya, itu benar. Ada teori dan kemudian praktek di lapangan. Kami telah berbicara tentang penetrasi Loftus-Cheek juga dengan tim, tetapi kualitas besar yang dimiliki Milan secara umum membuat kami tidak mampu mengembangkan fase permainan yang kami harapkan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: tuttomercato