5 Lingkaran Setan Akibat Tingkat Pendidikan Warga Kota Tasikmalaya Rendah, Kata Guru Besar Unsil Utamakan Ini

Solusinya kata Ucu Anwar, beragam. Mulai dari angka partisipasi kasar (APK) berbasis Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

“Angka 68 % basis data dari mana. Saya harus klarifikasi berbasis data. Sebab kalau dihitung dari populasi angkanya sekitar 454 ribuan. Tapi nanti saya klarifikasi berbasis data,” elak Ucu Anwar.

Mengenai sumber data dari Disdukcapil, Ucu Anwar menegaskan kalau itu (Disdukcapil) tidak bisa membedakan mana sekolah di bawah Kemenag dan PAUD.

BACA JUGA:5 Sunah Puasa Ramadhan yang Bisa Dilakukan Saat Ibadah Puasa, Pahalanya Bisa Berlipat Ganda

BACA JUGA:Putar Otak, Pelatih PSS Sleman Punya Catatan Serius Usai Timnya Ditahan Imbang Persikabo 1973

“Tapi buat saya jadi starting point untuk bergerak. Tantangan untuk meningkatkan,” tegasnya kepada Radartasik.com, Senin, 12 Februari 2024, via telepon.

Menurut Ucu Anwar di antara solusi itu menyiapkan pra sekolah. Semua RW diupayakan ada PAUD.

Kemudian untuk melanjutkan ke jenjang sekolah dasar (SD), anak-anak tidak boleh ditest membaca dan menghitung (Calistung).

Disdik juga menyiapkan program Paket A, Paket B, dan Paket C untuk yang putus sekolah.

BACA JUGA:5 Kebiasaan yang Mendatangkan Kebahagiaan, Sering Dianggap Sepele Tapi Bisa Mengubah Hidup Seseorang

BACA JUGA:Program Diet Sukses dengan 5 Minuman Rendah Kalori Ini

“Ini bisa dimanfaatkan oleh masyakarat,” harapnya.

Peningkatan kualitas pendidikan tambah Ucu Anwar, tidak hanya tanggung jawab Disdik atau pemerintah.

“Semua masyarakat harus ikut memberikan stimulan tentang pentingnya pendidikan. Harus jadi prioritas dalam kehidupan,” pinta Ucu Anwar.

Saat menghubungi Radartasik.com, Ucu Anwar sedang dalam perjalanan mendatangi sekolah-sekolah di pelosok Kota Tasikmalaya.

Sumber: