Mitos Orang Sunda dan Jawa Terlarang Nikah Makin Kuat Usai Perang Sumedang dan Cirebon
Mahkota Binokasih Warisan Padjajaran kepada Raja Sumedang, Mitos orang Sunda dan Jawa terlarang nikah makin kuat usai perang Sumedang dan Cirebon yang bersuku Jawa.-Istimewa-
BACA JUGA: Mitos Mengerikan! Penyebab Jembatan Jawa-Bali Tidak Bisa Dibangun
Pun nilai-nilai lama sudah mulai memudar juga. Ada nilai-nilai lain yang lebih kuat. Yakni agama dan rasionalitas.
Sehingga Mitos Orang Sunda dan Jawa terlarang menikah terbantahkan. Kecuali kalau memang berbeda keyakinan agama.
Penduduk Sumedang memang mayoritas memeluk agama Islam.
Tetapi sampai akhir tahun 1980-an hal-hal berbau klenik dan mistis masih kuat.
BACA JUGA: Mitos Sosok Maung di Hutan Pasarean Ciamis, Kepercayaan Masyarakat dan Potensi Ekowisata
Zaman itu petilasan Patih Diperkosa di Dayeuh Luhur masih disakralkan orang Sumedang.
Setiap bulan Mulud ribuan orang Sumedang tua dan muda berbondong-bondong ziarah ke sana.
Yang dituju tempat petilasan moksa atau menghilangnya patih Jayaperkasa, atau orang Sumedang menyebutnya Mbah Jayaperkosa.
Letaknya di bagian bukit paling atas. Ada batu sehingga sekitar satu meteran.
Bagian atas batu dibungkus kain putih. Di batu itulah dijadikan ciri atau tanda tempat moksanya Jayaperkasa.
Jayaperkasa moksa setelah marah kepada patih lainnya yaitu Terong Peot dan Kondang Hapa.
Kedua patih yang sama-sama bekas senopati Padjajaran yang mengantar Mahkota Binokasih ke Sumedang Larang, dianggap tidak bisa menjaga amanat dirinya.
Saat perang meletus antara Sumedang dan Cirebon, Jayaperkasa memimpin pasukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: