Apa Itu Musik Tarawangsa yang ’Menghipnotis’ Dahlan Iskan Selama Perjalanan Tol Cisumdawu

Apa Itu Musik Tarawangsa yang ’Menghipnotis’ Dahlan Iskan Selama Perjalanan Tol Cisumdawu

Musik tarawangsa ’menghipnotis’ Dahlan Iskan selama perjalanan Tol Cisumdawu.-Radartasik.com-

”Nggak ada? Cuma ini? Ah hahaha jauh dari bayangan saya. Bayangan saya (terowongan) panjang dan berada di bawah gunung yang tinggiiii gitu. Kayak di Tiongkok,” timpal Dahlan Iskan.

”Rendah sekali tadi (bukitnya) kan. Walaaaah jauh dari yang saya bayangkan. Jadi nggak ada terowongan lagi?” tanya pria yang mahir bahasa Tiongkok ini.

”Tidak ada. Adanya nanti jembatan yang karena kontur tanah (selalu amblas), jadi dibuat sangat tinggi,” jawab Yanto.

Raut wajah Dahlan Iskan menekuk. Helaan nafasnya dibuang panjang. Seakan ingin melepas gejolak rasa atas ekspektasinya sendiri atas keindahan yang seharusnya tersuguh dari Jalan Tol Cisumdawu.

Yanto pun berupaya menghiburnya dengan memberi tahu ada pemandangan Gunung Tampomas.

Dahlan yang selalu membawa speaker mini di tasnya, segera mengeluarkannya. Lalu mengoneksikannya melalui bluetooth telepon genggam Huawei kesayangannya.

Mengalunlah lagu Sumedang Kota Kamelang di dalam mobil itu. Suasana semakin itu membuat Dahlan Iskan terlihat ikut larut menikmati musiknya.

BACA JUGA: Dipinjamkan ke Atalanta, Mimpi Buruk Charles De Ketelaere di AC Milan Berakhir

Meskipun syair lagunya dia tidak pahami, tetapi begitulah bahasa dan rasa musik sangat universal.

Dahlan kaget saat melihat Radartasik.com terbawa suasana emosional itu hingga menitikkan air mata.

”Kenapa Anda bisa menangis mendengar lagu ini. Aku juga jadi ikut sedih loh,” tanya Dahlan Iskan dengan matanya yang juga jadi sembab.

Radartasik.com yang pituin orang Sumedang menjelaskan kalau lagu Sumedang Kota Kamelang ini sangat menggugah rasa.

Terutama bagi orang Sumedang yang harus hidup merantau jauh dari keluarga, jauh dari tempat lahir atau tempatnya dibesarkan.

”Ya karena dia sudah hidup merantau ke Bengkulu, lalu sekarang di Tasik,” Yanto S Utomo ikut menimpali.

Sukron, direktur Radar Tegal Group yang mengemudi memelankan sedikit kecepatan yang melaju 140 km/jam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: