PGM Akan Data Madrasah yang Tidak Kebagian Murid, Arip: Sejauh Ini Belum Ada Laporan

PGM Akan Data Madrasah yang Tidak Kebagian Murid, Arip: Sejauh Ini Belum Ada Laporan

Kegiatan di salah satu Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kota Tasikmalaya. -foto:tangkapanlayar/dok kemenag kota tasikmalaya-

PGM Akan Data Madrasah yang Tidak Kebagian Murid, Arip: Sejauh Ini Belum Ada Laporan

KOTA TASIK, RADARTASIK.COM - Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Kota Tasikmalaya akan mulai melakukan pendataan terhadap madrasah-madrasah yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya

Pendataan dilakukan untuk mendata apakah ada sekolah madrasah yang tidak kebagian murid atau idak ada murid yang mendaftar di tahun jaran baru 2023-2024.

“Sejarah ini sebetulnya belum ada laporan kalau untuk tingkat madrasah, tapi kita akan data, barangkali juga ada,” ungkap Sekum PGM Kota Tasikmalaya, Arip Ripandi, pada radartasik.disway.id.

BACA JUGA:600 Meter Stop! Tips Lintasi Rel Kereta Api Agar Mesin Mobil Tidak Mati Mendadak

Arip juga menyampiakan kalau pun sampai ada beberapa sekolah yang mengalami tutup akibat tidak ada yang berminat atau tidak ada siswa yang mendaftar, sehingga tidak kebagian murid, harus menjadi evaluasi bersama.

Yang pertama, kata Arip, adalah mind set orang tua saat ini yang kembali bergeser ke sekolah atau madrasah negeri.

Di mana orang tua memiliki persepsi bahwa sekolah atau madrasah negeri lebih berkualitas, fasilitas lebih lengkap sehingga untuk ke depannya pun tidak sulit bila ingin melanjutkan lagi ke negeri.

“Maka perlu adanya pemerataan guru, pemerataan fasilitas di sekolah atau pun di madrasah swasta. Harus ada aturan bila guru yang berstatus pegawai negeri juga boleh mengajar di sekolah swasta,” terang Arip.

BACA JUGA:Mantap! Bek Belanda Siap Bela Persib Hadapi PSM Makassar karena Yakin Persib Tim Kuat di Liga 1

Mengapa demikian? Kata Arip, saat ini guru-guru di sekolah negeri juga memiliki target capaian minimal jam mengajar.

Sehingga sekolah negeri pun akan membuka kuota lebih besar untuk memenuhi jam mengajar para gurunya.

“Tidak heran kalau negeri banyak yang membuka rombelnya banyak, karena mereka juga butuh jam mengajar."

"Kalau rombel sedikit jam mengajar tdak bisa terpenuhi. Maka dari itu harus ada regulasi yang mengatur untuk kebijakan tersebut,” jelasnya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber