Keren! Seniman Asal Ciamis Manfaatkan Ampas Kopi Menjadi Karya Seni Bernilai Tinggi
Dian Gurbada menunjukkan koleksi gambar yang ia lukis menggunakan ampas kopi, Minggu (25/6/2023).-IMAN S RAHMAN/RADAR TASIKMALAYA-
CIAMIS,RADARTASIK.COM,Dian Gurbada (47) seniman asal CIAMIS, seorang warga Perumahan Jati Indah Desa Panyingkiran, Kabupaten CIAMIS, memiliki bakat luar biasa dalam seni lukis manfaatkan ampas kopi.
Meskipun banyak orang memandang ampas kopi sebagai limbah, Dian mampu mengubahnya menjadi karya seni bernilai tinggi.
Karyanya yang paling mencolok adalah lukisan wajah yang sangat realistis dan memiliki nilai seni yang fantastis.
Kebanyakan pesanan yang diterimanya adalah lukisan wajah, dan harga satu lukisan wajah dari ampas kopi berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta, tergantung pada kompleksitas gambar yang diminta dari para pemesan.
BACA JUGA:Puluhan Warga Tasikmalaya Diduga Keracunan Usai Santap Hidangan Syukuran
Dian bercerita bahwa minatnya dalam seni lukis dimulai saat masih duduk di kelas 3 sekolah dasar.
Pada waktu itu, ia meniru gambar Semar yang sedang bertarung dengan raksasa dari salah satu surat kabar, dan hasil tiruannya sangat mirip dengan gambar aslinya.
“Tetapi hasil karya saya waktu kecil itu tidak diakui oleh orang rumah karena dinilai terlalu mirip sehingga tidak mungkin dibuat oleh anak usia kelas 3 SD,” kenang Dian saat ditemui di rumahnya, Minggu (25/6/2023).
Meskipun banyak orang yang meragukan kemampuannya dalam seni lukis, Dian tidak pernah kehilangan semangat dalam menggambar. Ia terus mengasah keterampilannya dengan menggambar menggunakan pensil.
Setelah lulus SMA, Dian melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi dengan mengambil jurusan kelautan.
Setelah lulus pada tahun 2003 ia bekerja di kapal pesiar. Selama bekerja di kapal pesiar keterampilan seni lukisnya mulai mendapat apresiasi dan minat dari banyak orang.
Pesanan pertamanya datang dari seorang penumpang kapal asal Belanda yang meminta gambar wajah sebagai hadiah untuk kekasihnya.
“Saat itu lukisnya hanya pake pensil dan dibayar dengan sebuah parfum yang harganya itu Rp 1,2 juta. Orderan untuk melukis di kapal pesiar pun berdatangan. Sayangnya saat itu hanya tersisa 3 bulan saya berada di kapal pesiar,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: