GONJANG-GANJING Al Zaytun, MUI Pusat Kirim Tim Peneliti Temui Panji Gumilang, Ini Tugasnya
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mulai mengirimkan tim ke Mahad Al Zaytun Indramayu untuk penelitian dan mewawancarai secara langsung Panji Gumilang, pimpinan Mahad Al Zaytun Indramayu. Foto: radarcirebon.com --
GONJANG-GANJING Al Zaytun, MUI Pusat Kirim Tim Peneliti Temui Panji Gumilang, Ini Tugasnya
INDRAMAYU, RADARTASIK.COM — Gonjang-ganjing Al Zaytun membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mulai mengirimkan tim ke Mahad Al Zaytun Indramayu.
MUI Pusat mulai mengirimkan tim yang berjumlah 5 orang ke Mahad Al Zaytun Indramayu.
Tim peneliti dari MUI Pusat itu akan berada di Mahad Al Zaytun selama 3 hari.
BACA JUGA: AKHIRNYA Gubernur Jabar Bentuk Tim Investigasi Pesantren Al Zaytun
Adapun tugas tim peneliti MUI Pusat selama berada di Mahad Al Zaytun Indramayu yaitu melakukan penelitian dan mewawancarai secara langsung Panji Gumilang.
Adapun tim MUI Pusat yang dibentuk oleh MUI diketuai oleh Prof Drs H Firdaus Syam MA PhD.
Sementara anggota timnya yaitu Dr Khaeran Muhammad Arif MA MEd, Dr Teten R Qomaruddin MA, KH Aang Asyari Lc MSi dan M Nashih Nasrullah Lc MA.
BACA JUGA: Rekomendasi Anak Tidak Mondok di Pesantren Al Zaytun Sudah Lama Disampaikan MUI Kabupaten Indramayu
Selama 3 hari di Mahad Al Zaytun Indramayu, tim MUI Pusat akan melaksanakan penelitian dan wawancara.
Termasuk mewawancarai AR Panji Gumilang dan pihak terkait Mahad Al Zaytun di Blok Sandrem, Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Tim peneliti dari MUI Pusat akan berada di Mahad Al Zaytun Indramayu selama tiga hari. Mulai Rabu-Jumat 21-23 Juni 2023.
Tim peneliti dari MUI Pusat akan mengadakan pertemuan dengan banyak pihak.
BACA JUGA: Haram Hukum Memondokkan Anak ke Pesantren Al Zaytun Menurut PW LBM NU Jawa Barat
Demikian dibenarkan Sekretaris MUI Kabupaten Indramayu, H Harto Prayitno SAg SH MH kepada radarcirebon.com, grup radartasik.com.
Tak hanya menemui pihak Mahad Al Zaytun, tim peneliti dari MUI Pusat juga akan mengadakan pertemuan dengan MUI serta Ormas Islam di Kabupaten Indramayu pada Kamis 22 Juni 2023. Lokasi pertemuan tim peneliti dari MUI Pusat dengan Ormas Islam di Kabupaten Indramayu dilaksanakan di Islamic Center Syekh Abdul Manan Indramayu. Tim Peneliti MUI Pusat juga dijadwalkan bertemu dengan Ketua PWNU Jabar dan Tim Batsul Masail NU Jabar.
Kemudian Tim Peneliti MUI Pusat pada Jumat 22 Juni 2023 akan bertemu Kapolres Indramayu.
"Jadi selain tim investigasi dari Pemprov Jabar, MUI Pusat juga turun,” ujar H Harto Prayitno SAg SH MH.
“Ada beberapa agenda yang dijadwalkan di sini. Diantaranya bertemu dengan MUI dan Ormas Islam di sini, ketua PWNU Jabar dan Tim Batsul Masail sama silaturahmi dengan Kapolres Indramayu," tambah H Harto Prayitno SAg SH MH.
Sekretaris MUI Jawa Barat, Rafani Achyar, sebelumnya menjelaskan bahwa tim bentukan MUI Pusat telah mengirimkan surat kepada pimpinan Ponpes Al Zaytun sejak bulan lalu.
Adapun isi surat tersebut berisi permintaan konfirmasi dari pimpinan ponpes tersebut terkait dugaan adanya ajaran sesat.
Tim yang terdiri dari MUI Provinsi Jabar dan Kabupaten Indramayu, juga telah mengumpulkan data mengenai Ponpes Al Zaytun.
"Jadi, MUI sudah bersurat ke Mahad Al-Zaytun untuk melakukan kunjungan,tapi pihak Al-Zaytun-nya tidak kooperatif, jadi tidak bersedia. Nanti 21 Juni 2023 tim dari MUI Pusat akan turun, diterima atau tidak, akan turun ke Al-Zaytun," ujarnya.
Pemprov Jabar Bentuk Tim Investigasi Al Zaytun
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) telah menandatangani pembentukan tim investigasi.
Tim investigasi Al Zaytun itu akan mulai bekerja di Mahad Al Zaytun selama 7 hari.
Tugas Tim investigasi Al Zaytun bentukan Pemprov Jabar akan melakukan tabayun dan klarifikasi atas beragam isu yang beredar. Termasuk mempelajari Al Zaytun secara fiqih dan syariah, apakah ada penyimpangan atau tidak.
Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil juga berharap agar Al Zaytun dan Panji Gumilang terbuka dan kooperatif menerima tim ini.
Harapan dari Gubernur Jawa Barat itu dikemukakan karena dalam sejarahnya Al Zaytun pernah beberapa kali melakukan penolakan.
Bagi Ridwan Kamil, pengiriman tim tersebut mengupayakan hal terbaik dalam keputusan nanti.
Sebab ada sekitar 5.000 pelajar di Mahad Al Zaytun akan terdampak dengan keputusan apapun yang dibuat nantinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: