Berkebun Jambu Kristal, Pola Rawat dengan Cairan Eco Enzyme yang Ramah Lingkungan di Kebon Ijo Sleman

Berkebun Jambu Kristal, Pola Rawat dengan Cairan Eco Enzyme yang Ramah Lingkungan di Kebon Ijo Sleman

Rombongan tohoh masyarakat dan tokoh adat Kampung Dumaring kabupaten Berau, kalimantan Timur usai belajar mengolah cairan eco enzyme di Kebon Ijo, Sleman belum lama ini. -Tiko Heryanto-radartasik.disway.id

YOGYAKARTA, RADARTASIK.COMJambu kristal dikenal dengan rasanya yang renyah, manis serta memiliki keistimewaan lapisan lilin yang tebal. Bagian buah lebih dominan dari pada biji. 

Keistimewaan lain dari jambu kristal yakni terus berbuah sepanjang musim. Nilai ekonomi juga tak kalah menjanjikan, minimal dalam satu kilogram dibandrol Rp15 ribu. Berkebun jambu kristal juga membuka peluang bisnis dengan hasil yang menjanjikan. Jambu jenis ini terus berbuah alias tidak mengenal musim. 

Hal ini pula yang menginspirasi Dra Hiasinta Kiki, MH., owner Kebon Ijo sebuah argrowisata jambu kristal dan cafe. Anda tertarik berkebun jambu kristal? 

Belum lama ini, radartasik.com berkesempatan mengunjungi kebun jambu kristal milik Hiasinta Kiki yang terletak di Jalan Sawah Joglo, Lojajar, Sinduharjo, Kecamatan Ngagilik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Di lahan sekitar 2.000 meterpersegi, sedikitnya ditamami 250 pohon jambu kristal.

BACA JUGA:YESS Programme Kementerian Pertanian Buka Lowongan Kerja Baru untuk Posisi Bilingual Secretary 

Pohon sebanyak itu, dalam sekali panen raya paling sedikit 600 kilogram. “Itu yang sekali panen Mas, belum lagi beberapa pembeli datang langsung ke tempat kami ini. Jadi datang, petik dan nikmati,” ulas perempuan yang juga Ketua Komunitas Eco Enzyme Nusantara Kabupaten Sleman.

Yang bikin tertarik dari pebincangan soal berkebun jambu kristal ini adalah soal harga jual. Sangat menjanjikan. Harga satu kilogram dipatok Rp15 ribu. 


Tokoh masyarakat Kampung Dumaring saat melihat jambu kristal di Kebon Ijo Sleman. -Tiko Heryanto-radartasik.disway.id

“Berbeda kalau kita kirim ke luar daerah. Yang 600 kilogram itu kami kirim ke Jakarta. Harga perkilogram Rp20 ribu,” beber perempuan pensiunan PT Pertamina itu. 

Kiki --demikian akrab disapa— mulai bisa merasakan hasil setelah lebih dari satu tahun sejak memulai berkebun jambu kristal.

BACA JUGA:RESMI! Program Management Trainee Frisian Flag Dibuka Bagi Lulusan Sarjana, Ini Posisi dan Syaratnya 

“Kalau untuk BEP (Break Even Point, red) lebih dari setahun sejak menanam. Alhamdulillah mulai terasa hasilnya sekarang,” tuturnya menginspirasi. 

Mengawali berkebun bulan Desember 2019, ditanam dua jenis bibit yang dibeli di wilayah Purworejo. Bibit pertama dari pohon kecil dan kedua setengah besar. “Tapi yang berbuah pertama itu dari bibit pohon yang kecil,” kenangnya.

Sejak menanam bulan Desember itu, empat bulan kemudian, tepatnya bulan April 2020 mulai ada buah pertama. “Ya dari bibit pohon kecil tadi itu. Memang jumlahnya tidak banyak. Tapi begitu bahagia melihat sudah berbuah,” tutur dia.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: